BK3, MK, MANAJEMEN KONFLIK
KULIAH III, JUMAT, 29 Oktober 2021
JURUSAN PEMERINTAHAN FISIPOL UDA
PENGASUH: REINHARD HUTAPEA
Tujuan Kuliah
Tulisan ini merespons tanggapan mahasiswa sore, yang minta jawaban-jawaban pertanyaan, agar dikirimkan ke WA saya, bukan ke WA group, karena banyak mahasiswa-mahasiswa yang lain hanya copas-copas dari jawaban yang lebih dulu….suatu yang sangat dilarang dalam Ilmu Pengetahuan….ini yang dinamakan “plagiarism”, pencontekan, penjiplakan, alias mengambil karya orang lain sebagai karya sendiri…..yah tak lebih tak kurang, insan seperti ini sesungguhnya adalah “pencuri”. Perguruan tinggi sebagai wahana “par-exellence”, tidak mentolerir hal busuk seperti itu. Lalu untuk apa sesungguhnya kita kuliah? Jawaban singkatnya adalah untuk menjadi manusia yang “logis, etis, dan estetis” (benar, baik, dan indah). Untuk mencapai itu dibutuhkan dua instrument, yakni “Sikap dan Kompetensi Ilmiah”
Sikap ilmiah, artinya setiap mahasiswa dilatih untuk:
· “jujur,
· ingin tahu, dan
· punya minat”
sedangkan “Kompetensi Ilmiah”, adalah:
Ø mampu mengidentifikasi masalah
Ø mampu merumuskan masalah
Ø mampu menyelesaikan masalah
Ø mampu mengkomunikasikan atau mensosialisasikan masalah.
Ø Mampu berinovasi
Di atas itu semua, yang utama dan terutama di lakoni/praksis/empirikkan adalah “sikap ilmiah”, yakni “j u j u r”, lalu “ingin tahu” dan “punya minat”, sedangkan Kompetensi Ilmiah, adalah proses yang dilakoni selama kuliah.
Catatan
Bila ada hal-hal yang belum dipahami dari materi kuliah ini, silakan tulis di WA group.
Materi untuk kuliah III ini diambil dari bukunya Drs Edi Santosa SU dan Dr Lilin Budiati SH, MM, Manajemen Konflik,UT Jakarta
Bentuk-Bentuk Konflik
|
kejadian konflik telah diidentifikasi menurut jenis dan macamnya oleh sebagian penulis buku manajemen, perilaku organisasi, psikologi, atau pun
sosiologi.
Tabel 1.2
Berbagai Pandangan mengenai Bentuk Konflik
No. |
Penggagas |
Bentuk Konflik |
1. |
Soekanto, S. (1981) |
a. Konflik pribadi b. Konflik rasial c. Konflik antarkelas sosial d. Konflik politik antargolongan dalam masyarakat e. Konflik berskala internasional antarnegara |
2. |
Polak, M. (1982) |
a. Konflik antar kelompok b. Konflik intern dalam kelompok c. Konflik antar individu untuk mempertahankan hak dan kekayaan d. Konflik intern individu untuk mencapai cita-cita |
3. |
Champbell, Corbally, dan Nystrand (1983) |
a. Intrapersonal conflict b. Interpersonal conflict c. Individual institusional conflict d. Intraorganizational conflict e. School community conflict |
4. |
Walton (1987) |
a. Conflict between members of a family b. Conflict confined to two individuals in an organization c. Conflict between organizational units d. Conflict between institutions/organizations |
5. |
Owens (1991), Winardi (2004), serta Davis dan Newstron (1981) |
a. Intrapersonal conflict b. Interpersonal conflict c. Intragroup conflict d. Intergroup conflict e. Interorganization conflict |
6. |
Wexley et al. (1992) |
a. Konflik antarindividu dalam satu kelompok b. Konflik bawahan dengan pimpinan c. Konflik antardua departemen atau lebih d. Konflik antarpersonalia staf dan lini |
No. |
Penggagas |
Bentuk Konflik |
|
|
e. Konflik antarserikat buruh dengan pimpinan (manajer) |
7. |
Handoko, T.H. (1992) |
a. Konflik dalam diri individu b. Konflik antar individu dalam organisasi c. Konflik antarindividu dengan kelompok d. Konflik antar kelompok e. Konflik antar organisasi |
8. |
Ruchyat (2001) |
a. Konflik intrapersonal b. Konflik interpersonal c. Konflik intra grup d. Konflik inter grup e. Konflik intrar organisasi f. Konflik inter organisasi |
9. |
Wirawan (2010) |
a. Konflik mengenai tujuan b. Konflik antar subsistem c. Konflik penciptaan sinergi d. Konflik mengenai sumber daya e. Konflik birokrasi f. Konflik kepemimpinan g. Konflik kekuasaan h. Konflik budaya i. Konflik linkungan eksternal |
10. |
a. konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi) b. konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga atau anta rgeng) c. konflik kelompok terorganisasi dan tidak terorganisasi d. konflik antar satuan nasional e. konflik antar atau tidak antar agama f. konflik antar politik. |
Berdasarkan tabel di atas, pada hakikatnya konflik terdiri atas lima bentuk, yaitu 1) konflik dalam diri individu, 2) konflik antar individu, 3) konflik antar anggota dalam satu kelompok, 4) konflik antar kelompok, 5) konflik antar bagian dalam organisasi dan konflik antar organisasi.
1. Konflik dalam diri individu
Konflik ini merupakan konflik internal yang terjadi pada diri seseorang (intrapersonal conflict). Konflik ini akan terjadi ketika individu harus memilih dua atau lebih tujuan yang saling bertentangan, lalu bimbang mana yang harus dipilih untuk dilakukan. Handoko (1995: 349) mengemukakan bahwa konflik dalam diri individu terjadi apabila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang diharapkan, apabila
berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau apabila diharapkan untuk melakukan pekerjaan yang lebih dari kemampuannya.
Menurut Winardi (2004: 169), terdapat tiga tipe konflik pada tingkat individu.
a. Konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict)
Konflik ini meliputi situasi yang membuat seseorang harus memilih antara dua macam alternatif positif yang memiliki daya tarik yang sama. Contohnya, individu harus memilih menerima sebuah promosi yang sangat dihargai dalam organisasi atau menerima pekerjaan baru yang menarik dan ditawarkan oleh perusahaan lain.
b. Konflik menghindari-menghindari (avoidance-avoidance conflict) Sebuah situasi yang mengharuskan seseorang untuk memilih dua macam alternatif negatif yang sama dan tidak memiliki daya tarik. Contohnya, kita menghadapi pilihan: ditransfer pekerjaan ke kota lain yang berada di lokasi yang tidak menyenangkan atau di-PHK oleh organisasi tempat kita bekerja.
c. Konflik pendekatan-menghindari (approach-avoidance conflict) Konflik ini meliputi sebuah situasi yang membuat seseorang harus mengambil keputusan dengan konsekuensi positif ataupun negatif. Contohnya, seseorang diberi tawaran promosi yang menjanjikan gaji lebih besar, tetapi mengandung tanggung jawab yang makin meningkat dan tidak disukai.
2. Konflik antar individu
Konflik antar individu (interpersonal conflict) bersifat substantif, emosional, atau keduanya. Konflik ini terjadi ketika ada perbedaan tentang isu tertentu, tindakan, dan tujuan. Dalam konflik ini, hasil bersama sangat menentukan.
3. Konflik antar anggota dalam satu kelompok
Setiap kelompok dapat mengalami konflik substantif atau efektif. Konflik substantif terjadi karena adanya latar belakang keahlian yang berbeda dan ketika anggota dari suatu komite menghasilkan kesimpulan yang berbeda atas data yang sama. Sementara itu, konflik efektif terjadi karena tanggapan emosional terhadap suatu situasi tertentu.
4. Konflik antar kelompok
Konflik intergroup terjadi karena adanya saling ketergantungan, perbedaan persepsi, perbedaan tujuan, dan meningkatnya tuntutan terhadap keahlian.
5. Konflik antar bagian dalam organisasi
Tentu saja yang mengalami konflik adalah orang. Akan tetapi, dalam hal ini, orang tersebut “mewakili” unit kerja tertentu. Menurut Mulyasa (2004: 244), konflik ini terdiri atas hal-hal berikut.
a. Konflik vertikal terjadi antar kelompok dalam tingkatan sosial yang berbeda atau terjadi antara pimpinan dan bawahan yang tidak sependapat tentang cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu. Misalnya, konflik yang terjadi antara pemerintah dan rakyat, antara buruh dan majikan, serta pemberontakan atau gerakan separatis/makar terhadap kekuasaan negara.
b. Konflik horizontal terjadi pada kelompok yang tingkatan sosialnya sama atau terjadi antar pegawai yang memiliki hierarki yang sama dalam organisasi. Misalnya, antar etnis, antar agama, atau antar aliran.
c. Konflik lini-staf sering terjadi karena adanya perbedaan persepsi tentang keterlibatan staf dalam proses pengambilan keputusan oleh manajer lini. Misalnya, konflik antara kepala sekolah dan tenaga administrasi.
d. Konflik peran terjadi karena seseorang memiliki lebih dari satu peran. Misalnya, kepala sekolah merangkap jabatan sebagai ketua dewan pendidikan.
6. Konflik antar organisasi
Konflik antar organisasi terjadi karena mereka memiliki saling ketergantungan pada tindakan suatu organisasi yang menyebabkan dampak negatif terhadap organisasi lain. Misalnya, konflik yang terjadi antara perguruan tinggi dengan salah satu organisasi masyarakat.
Adapun faktor-faktor penyebab konflik antara lain sebagai berikut. (1) Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
(2) Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi- pribadi yang berbeda pula. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. (3) Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, di antaranya menyangkut bidang ekonomi, politik, dan sosial. (4) Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat. Dalam sebuah organisasi, konflik dapat terjadi dalam semua tingkatan, baik intrapersonal, interpersonal, intra grup, inter grup, intra organisasi, maupun inter organisasi.
a. Konflik intra personal, yaitu konflik internal yang terjadi dalam diri seseorang. Konflik intrapersonal akan terjadi ketika individu harus
memilih dua atau lebih tujuan yang saling bertentangan dan bimbang mana yang harus dipilih untuk dilakukan. Misalnya, konflik antara tugas sekolah dan acara pribadi. Konflik ini bisa diibaratkan seperti makan buah simalakama: dimakan salah, tidak dimakan juga salah. Kedua pilihan itu memiliki akibat yang seimbang. Konflik intrapersonal juga bisa disebabkan oleh tuntutan tugas yang melebihi kemampuan.
b. Konflik interpersonal, yaitu konflik yang terjadi antar individu. Konflik itu terjadi ketika ada perbedaan tentang isu tertentu, tindakan, dan tujuan. Dalam konflik ini, hasil bersama sangat menentukan. Misalnya, konflik antar tenaga pendidikan dalam memilih mata pelajaran unggulan daerah.
c. Konflik intragrup, yaitu konflik antar anggota dalam satu kelompok. Setiap kelompok dapat mengalami konflik substantif atau efektif. Konflik substantif terjadi karena latar belakang keahlian yang berbeda, misalnya anggota dari suatu komite menghasilkan kesimpulan yang berbeda atas data yang sama. Sementara itu, konflik efektif terjadi karena tanggapan emosional terhadap suatu situasi tertentu.
d. Konflik intergrup, yaitu konflik yang terjadi antar kelompok. Konflik intergrup terjadi karena adanya saling ketergantungan, perbedaan persepsi, perbedaan tujuan, dan meningkatnya tuntutan keahlian.
e. Konflik intra organisasi, yaitu konflik yang terjadi antar bagian dalam suatu organisasi. Konflik intraorganisasi meliputi empat subjenis seperti berikut.
1) Konflik vertikal terjadi antara pimpinan dan bawahan yang tidak sependapat tentang cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu.
2) Konflik horizontal terjadi antarkaryawan atau departemen yang memiliki hierarki yang sama dalam organisasi.
3) Konflik lini-staf terjadi karena adanya perbedaan persepsi tentang keterlibatan staf dalam proses pengambilan keputusan oleh manajer lini.
4) Konflik peran terjadi karena seseorang memiliki lebih dari satu peran.
f. Konflik interorganisasi ini terjadi antarorganisasi. Konflik interorganisasi ada karena mereka memiliki saling ketergantungan. Dengan kata lain, konflik terjadi bergantung pada tindakan suatu organisasi yang menyebabkan dampak negatif terhadap organisasi lain.
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat konflik, Stoner dan Freeman (1989: 393) membagi konflik dalam enam macam.
1) Konflik dalam diri individu (conflict within the individual) terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
2) Konflik antar individu (conflict among individuals) terjadi karena perbedaan kepribadian (personality differences) antara individu yang satu dan individu yang lain.
3) Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and groups) terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok tempat ia bekerja.
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the same organization) terjadi karena masing-masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk mencapainya.
5) Konflik antar organisasi (conflict among organizations) terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumber daya yang sama.
6) Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individuals in different organizations) terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.
Menurut Agus S. (2009), konflik dibedakan di antara dua sumbu sasaran dan perilaku sebagai berikut.
1. Tanpa konflik: dalam kesan umum adalah lebih baik, tetapi setiap masyarakat atau kelompok yang hidup damai, jika ingin keadaan ini terus berlangsung, mereka harus hidup bersemangat dan dinamis. Memanfaatkan konflik perilaku dan tujuan serta mengelola konflik secara kreatif.
2. Konflik laten: sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat ke permukaan agar dapat ditangani secara efektif.
3. Konflik terbuka: berakar dalam dan sangat nyata sehingga memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya.
4. Konflik di permukaan memiliki akar yang dangkal/tidak memiliki akar serta muncul hanya karena kesalah pahaman mengenai sasaran. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi.
PERTANYAAN
1. Menurut penulis buku ini, bentuk konflik ada lima. Sebutkan.
2. Keributan antara mahasiswa Fisipol dan Fakultas Hukum yang terjadi beberapa waktu yang lalu, dapat digolongkan ke dalam bentuk yang mana, bila dihubungkan dengan soal no 1.
3. Conrad Sinaga telah menghina suku Nias. Penghinaan ini bila dihubungkan dengan soal no 1, digolongkan ke dalam konflik yang mana?
4. Jelaskan bentuk konflik menurut Dahrendorf.
5. Republic Maluku Selatan (RMS), Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Organisasi Papua Merdeka (OPM), bila dihubungkan dengan bentuk konflik Dahrendorf, termasuk bentuk yang mana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar