Senin, 19 September 2016

MELESATNYA NASIONALISME DAN TERPENTALNYA NEOLIB DI AMERIKA LATIN




Melesatnya Nasionalisme & Terpentalnya Neolib  di Amerika Latin
Pengantar
Meski era ini sudah sangat terbuka akan informasi, namun berita-berita tentang Amerika latin masih jauh dari memadai. Apa yang terjadi dinegeri itu masih sayup-sayup kedengarannya. Lain hal  kalau event itu terjadi di Eropa, khususnya AS pasti marak ceritanya.Tulisan ini mencoba mengimbangi disinformasi tersebut, yakni menguraikan bagaimana negeri itu sukses membangun jati dirinya sesuai identitasnya. Meminjam Bung Karno, negeri-negeri di Amerika Latin tersebut telah” berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan”. Pakar lain menyebutnya sebagai keberhasilan gerakan kiri, sosialisme, atau neo sosialisme. Saya sendiri berpendapat bahwa yang terjadi disana adalah “bangkitnya nasionalisme Bolivarian”sebagaimana juga disebut oleh John Perkins dalam bukunya Confessions of economic Hit Man
Cat:Bahan tambahan utk diskusi KPK 29 Mei 2009 dan bahan kuliah Politik di Amerika Latin (15 hal)

Memprediksi Arah Angin Revolusi
            Perkembagan Amerika Latin sebagai “benua-nya revolusi” saat ini,dinyatakan Fidel Castro sebagai basis sebagai perubahan peta politik dunia di abad 21,sekaligus mengindikasikan kegagalan ideology neoliberal-lewat berbagai skenarionya-dan imperialis Amerika Serikat.Revolusi Bolivarian Hugo Chaves  serta kerinduan rakyat atas sebuah alternative menjadi  kekuatan bagi perluasan dan konsistensi revolusi di Amerika Latin selajutnya.Capaian Revolusi Bolivarian telah menjawab persoalan-persoalan mendesak rakyat diluar syarat-syarat kapitalisme,sekaligus menjadi inspirasi bagi konsolidasi gerakan melawan imperialisme  di seluruh Amerika Latin.
            Tiga negeri-negeri di Amerika Latin dipimpin oleh pemerintahan ‘kiri’ yang beraneka ragam ,yang terpilih karena janji-janji revolusi kirinya untuk  mengeluarkan negeri dari krisis akibat imperilisme.Namun, kearah dan sejauh mana angin revolusi ini akan bertiup? Semakin ke kiri-kah?
            Dalam memprediksi kemana arah dan sejauh mana angin revolusi bertiup,maka kita harus meletakan penilaian pada ;basis histories dan karakter  pemimpin-pemimpin ‘kiri’,serta konsistensinya dalam melaksanakan program-program anti imperialisme di Amerika Latin; peran revolusioner pemerintah Venezuela dan Kuba; serta konsolidasi gerakan revolusioner di masing-masing negeri.
            Pertama, jangan dilupakan bahwa basis histories dan karakter pemimpin-pemimpin ‘kiri, yang mengemban amanat revolusioner dari rakyat ini berbe –beda.Dalam pembebasan edisi IX Tahun III Februari 2004, ‘pemerintah partai buruh’ Lula Da Silva  sudah pernah di simpulkan  sebagai pemerintahan kiri tengah  social demokratik yang anti buruh dan rakyat miskin. Pujian Washington,IMF, dan Bank Dunia terhadap revormasi ekonomi Brasil yang pro terhadap neoliberalisme, harus di catat sebagai basis historis yang buruk dalam menilai arah politik pemerintah Lula Da Silva. Jose Genoino,presiden parai buruh’nya Lula, pernah menyatakan: “kami tidak bermaksud untuk menasionalisasi apapun, ataupun menguatkan Negara dalam makna tradisional, yang kami inginkan adalah sebuah negara yang merencanakan segala sesuatu yang fundamental bagi proyek pembangunan”.Tentu saja yang dimaksudkannya dengan hal-hal fundamental bagi proyek pembangunan adalah; pemotongan upah minimum, pemotongan subsidi sosial hingga 35,4%, tak pernah dijalankannya janj 1400 juta real  utuk anggaran perumahan dimasa pemerintahan Lula.
            Terpilihnya Nestor Kirchner yang Kiri-Peronis pada tahun 2003 dipagari oleh tuntutan mayoritas rakyat  terorganisir Argentina agar seluruh klas penguasa yang didukung oleh lembaga keuangan internasional kapitalis ‘dibuang’ saja.Sementara prestasi ‘terbaik’nya, menolak pembayaran lebih dari $140 trilyun hutang kepada IMF –yang sebagian kemudian dicicil hingga dilunaskan oleh pemerintah Hugo Chaves baru-baru ini. Prestasi ini juga tak akan pernah terjadi tanpa melintasi perjuangan Piqueteros-pergerakan kaum tak berpekerjaan menuntut lapangan pekerjaan,peningkatan subsidi dan pemenuhan bahan pokok serta infrastruktur  bagi rakyat miskin –menohok langsung tuntutan untuk menghentikan pembayaran hutang hingga rakyat sejahtera.jangan lupa, Kirchner sempat menjawab tuntutan rakyat dengan represi dan penangkapan besar-besaran aktivis-aktivis  Piqueteros.Namun perlawanan balik tidak pernah berhenti,sehingga ia berhasil dibuat tak punya pilihan selain memboikot pembayaran hutang untuk subsidi rakyat.
            Tak mengikuti pemerintah tetangganya Argentina, Tabare Vasques,ditengah krisis ekonomi dan penurunan pendapatan rakyat Uruguai hingga 10% pada tahun 2002,tak berhasil didorong oleh demonstrasi rakyat untuk menolak pembayaran hutang yang luar biasa tinggi.tampak pada pilihannya menunjuk Danilo Astori sebagai menteri keuangan dan ekonomi,yang dipercaya oleh banyak pengamat ekonomi kiri sebagai yang berbahaya, konservatif dan mendukung dasar-dasar resep ekonomi Keynesian.Astori, seperti di laporkan oleh mingguan economist,percaya bahwa;Brazil memainkan peranan penting dalam membuktikan bahwa sebuah pemerintah yang kiri dapat berselaras dengan kebijakan fiscal ketat”.
            Bagaimana dengan Lucio Guiterres?James Petras hanya memberikan predikat populis pada presiden Ecuador ini.Menurut Petras,Lucio seorang mantan tentara ini seakan-akan turun dari langit menjadi pemimpin pemberontakan kaum tani Indian di tahun 2000.Dibabtis menjadi  “calon dari rakyat” oleh kaum kiri,ia didukung oleh mayoritas partai politik kiri (Pachakutic,MPD) dan gerakan social (CONAINE-gerakan tani terkuat da lainnya), juga serikat-serikat buruh (minyak,listrik dsb).namun segera setelah menjadi presiden ,Guiterres berwisata politik ke Washington untuk menjamin agenda-agenda utama Washington dilaksanakan di Ecuador dan Amerika Latin,seperti menjamin ALCA (FTAA) –perdagangan bebas Amerika Latin-Plan Colombia, pangkalan Militer Manta, privatisasi minyak dan isu-isu khas Washington lainnya .menteri-menteri,sekretaris dan fungsionaris kenegaraanya adalah borjuis kecil yang semakin lama semakin tampak anti rakyat miskin.rakyat akhirnya tak tinggal diam  ketika Guiterres sewenang-wenang  membebaskan dan merekrut Abdulah Bucaram yang diberhentikan dari kepresidenan karena kasus korupsi delapan tahun sebelumnya.pemogokan umum kembali menjadi senjata.
            Menurut survei tahun 2005,setelah Lucio Guiterres, Alejandro Toledo,seorang kiri- tengah, yang sejak 2001 memerintah di Peru adalah  presiden di Amerika Latin yang sangat tak popular.tak berbeda dengan Guiterrres,Toledo juga sejak awal mendukung FTAA.dalam pemilu menatang, hampir bisa dipastikan Toledo tak mungkin terpilih lagi.Adapun Ollanta Humala,kandidat presiden yang mendukung platform Hugo Chaves mempunyai kesempatan yang lebih besar.
            Evo Morales dan Veronica Michelle Bachelet,yang baru saja memenangkan pemilu,adalah sama-sama presiden baru yang terpilih diera meluasnya kesadaran revolusioner masyarakat Amerika Latin menolak imperialisme serta mendukung revolusi Bolivarian. Evo berbeda dengan Bachelet.penindasan yang dilakukan dictator Pinochet terhadap Bachelet dan keluarganya, mengharumkan nama Bachelet sebagai seorang pemimpi – yang kebetulan perempuan-Chile alternative.tapi,seperti pendahulunya Richardo Logos, belum kelihatan komitmen anti  imperialismenya –walau dalam janji pemilunya kesetaraan ekonomi dan pembangunan adalah  targetan utamanya (presiden mana yang tidak menjanjikan hal yang serupa?). bahwa Bachelet mengedepankan partisipasi kaum perempuan dan keterlibatan maksimal kaum perempuan di pemerintahan, belum mencerminkan solusi pragmatic terhadap persoalan mendasar kaum perempuan  dan rakyat miskin didalam neoliberlisme.terlihat dari susunan kabinetnya, dimana menteri keuangan akan dipegang   oleh Andres Velasco,lulusan AS tak berbeda dengan Danilo Astori yang konservatif terhadap fiscal.pemerintahan Bachelet akan melanjutkan apa yang sudah dikerjakan Logos sebelumnya.Tak heran,Condolezza Rice segera mengucapkan selamat  dan mendukung Bachelet.Hasil pemilu yang memenangkan Bachelet juga tidak terlalu menggembirakan,yakni 54% juga tidak terlalu mengembirakan,yakni 54% banding 46%,dengan  40% jumlah orang yang tak memberi suara-sebagian besar adalah kaum muda dibawah 30 tahun
            Tidak demikian dengan Evo Morales.sebagai seorang Indian pertama yang memimpin sebuah negeri –Bolivia, Movemend  Toward Socialism (MAS) bersama Evo,cukup teruji didalam gerakan rakyat menolak agenda-agenda neoliberalisme,khususnya perang AS terhadap petani kota –gerakan tani dimana ia berasal.Walau sempat mendukung rencana Carlos Mesa-presiden Bolivia sebelumnya –memberi ompromi sebatas kenaikan royaliti pada perusahaan –perusahaan  minyak internasional,oleh konsolidasi serikat buruh CUT dan gerakan demokratik  kerakyatan lainnya,hingga pada  akhirnya bersama-sama gerakan rakyat  menuntut nasionalisasi minyak dan gas. Komitmen Evo terhadap petani kota selama ini – gerakan tani terkuat di Bolivia- tak ada cela,sehingga AS di buat kerepotan.kemenangan Morales telah membuat pergeseran  kekuatan dia Amerika Latin semakin jauh dari hegemoni AS dan semakin dekat dengan  model Venezuela – Kuba alternative anti – kapitalisme. “Chaves tidak sendiri,rakyat Amerika Latin mendukungnya.inilah sebuah kenyataan baru.”Morales pada pidato pertamanya sebagai presiden Bolivia.

II
Bagi Washington, gampang saja menentukan pemerintahan mana yang akan di dukung dan dijadikan sahabatnya, dengan melihat aspek-aspek seperti, kesediaan membayar utang luar negeri ke bank-bank AS dan Eropa, privatisasi industri strategis; keterbukaan pasar bagi eksportir dari utara; pilihan mata uang yang digunakan sebagai cadangan devisa (dollar atau euro); perundang-undangan yang mendukung sistem pengupahan, tunjangan, dan pola berserikat bagi buruh yang ramah pada pasar; kepatuhan terhadap kesepakatan-kesepakatan IMF.

Namun bagi kita, semakin jauh pemerintahan kiri Amerika Latin dari lingkaran resep ekonomi neoliberal tersebut, semakin berpeluang konsistensinya dalam mengemban amanat revolusioner dari rakyat Amerika Latin saat ini, yakni sebuah tatanan ekonomi dan politik yang berdaulat (anti imperialisme) adil, demokratik, kerakyatan, bersih dari korupsi, dan menjunjung solidaritas menuju sosialisme di abad 21.
Kedua, bagaimana kolaborasi Revolusi Bolivarian Hugo Chavez dan Revolusi Sosialis Fidel Castro mampu mendorong para pemimpin yang sekadar kiri-tengah (Sosdem) atau populis-reformis menjadi lebih kiri, sehingga sosialisme di abad 21 bisa berwujud?
Pemerintah Venezuela dan Kuba adalah penentu arah revolusi di Amerika Latin, Pasca Kudeta yang diskenariokan Amerika Serikat terhadap Hugo Chavez di tahun 2002, Venezuela mulai memimpin penyerangan balik secara terbuka melawan imperialisme dan pemerintahan imperialis AS di Amerika Latin. Bersama Kuba, Venezuela terus mengkonsolidasikan dan mengkongkritkan potensi-potensi perlawanan pemerintah Negara-negara Amerika Latin terhadap imperialisme
Mar Del Plata, Argentina, tahun lalu menjadi saksi keberhasilan Chavez dan Castro mengkonsolidasikan penolakn terhadap FTAA sekaligus mendeklarasikan ALBA, the Bolivarian Alternative for the America (Alternative Bolivarian untuk rakyat Amerika) sebagai alternative bagi integrasi dan kolaborasi Amerika Latin melawan intervensi pasar bebas imperialis AS. Lula , Kircner dan Gutierez berhasil didorong menandatangani kesepakatan tersebut. Bersama gerakan rakyat anti imperialisme yang tumpah ruah dijalan-jalan Argentina, Hugo Chavez berhasil membuat ketiga pemimpin negara itu menjilat ludahnya (yang semula bermain-main dengan Washington mendukung FTAA) sendiri. Integrasi ALBA, yang pada tahapan sekarang lebih banyak  masih berupa propaganda. sudah berhasil memagarai pimpinan-pimpinan kiri setengah hati di Amerika Latin untuk bergerak menuju prinsip saling melengkapi (daripada berkompetisi), solidaritas (daripada eksploitasi) dan penghormatan kedaulatan rakyat (menggantikan kekuasaan korporasi) bagi kemajuan tenaga produktif negeri-negeri yang lebih miskin sekaligus menjadi kekuatan tandingan bagi imperialis AS
Kuba dan Venezuela memelopori bentuk kolaborasi dan integrasi yang bermartabat bagi rakyat ini, lewat metode pertukaran dokter dengan minyak, operasi mata gratis bagi penduduk miskin Venezuela ke Kuba setiap minggu.- Mission Milagro. Kemudian bentuk ini diluaskan menjadi pertukaran minyak dengan bahan makanan dan pertanian; dokter dengan mesin-mesin produksi; bantuan modal untuk pengembangan energi minyak – daripada memprivatisasikannya ke korporasi minyak semacam Royal Dutch, Shell atauy Cevron Texaco , pembangunan pipa pipa minyak dan penjualan minyak murah, mulai melibatkan Ecuador, Argentina dan Brazil (Petrosur), Columbia dan Paraguay. Semuanya bertujuan semata-mata demi kemajuan tenaga produktif rakyat di Amerika Latin
Pemerintah Chavez juga berhasil masuk dan mengubah orientasi MERCOSUR – Argentina, Brazil, Paraguay, Uruguay – dari sekedar blok perdagangan minyak yang mengejar profit. Chavez berkata “ kita membutuhkan MERCOSUR yang memprioritaskan kepentingan rakyat”. Kita membutuhkan MERCOSUR yang setiap hari bergerak semakin menjauh dari model integrasi korporasi elitis yang kuno, yang hanya mengejar keuntungan financil namun melupakan kaum buruh, anak-anak, dan martabat hidup manusia
Minyak memang menjadi sumber dana bagi kemajuan Amerika Latin saat ini. Petro Caribe dibangun untuk menyediakan minyak yang murah untuk rakyat di wilayah Karibia, dan rencana membangun Petro America yang menyatukan perusahaan-perusahaan energi milik Negara di seluruh Amerika Latin. Termasuk membayarkan utang Argentina kepada IMF sebesar $ 2,4 milyar agar Argentina segera mengakhiri ketergantungannya dengan IMF. Chavez juga menggagas pembentukan sebuah alternative lembaga keuangan melawan IMF, yakni Bank of the South (Bank Selatan), agar negeri-negeri dapat meminjam dana tanpa terikat kebijakan-kebijakan neoliberal yang dipaksakan Washington
Dalam bidang budaya sebuah stasiun televise regional Telesur diluncurkan 24 juli lalu, bersamaan dengan peringatan hari lahir ke 222 Simon Bolivar. Telesaur bertujuan menghancurkan hegemoni propaganda AS diseluruh benua ini. Sebuah perusahaan pertelevisian bersama antara Venezuela, Argentina, Kuba dan Uruguay, yang selama 24 jam penuh melakukan siaran sejak akhir Oktober lalu. Direktur informasi Jorge Botero, menjelaskan “Dunia yang uni polar ini, ketika semua orang berkiblat ke utara dengan hormat dan berakhir pada pembudakan harus segera diakhiri. Bagi kami cakrawala sesungguhnya lebih luas terbentang, daripada yang dilihat dari Washington, dan karena itulah motto kami “Utara kami adalah Selatan”
Diatas segalanya inilah kemenangan dan hadiah yang luar biasa indah bagi rakyat Kuba yang selama bertahun tahun hidup dalam kemiskinan dibawah blokade AS. Kuba bersama Venezuela berhasil mengkonsolidasikan kekuatan seluruh Amerika Latin dan memenangkan pertempuran tanpa senjata, melainkan dengan ideologi dan solidaritas yang ternyata jauh lebih ampuh dari senjata secanggih apapun. Inilah contoh Internasionalisme Sosialis di dalam praktek yang sesungguhnya.
Ketiga tuntutan revolusioner yang menghendaki keadilan ekonomi melalui nasionalisasi- penolakan privatisasi – penyediaan lapangan pekerjaan, redistribusi tanah dan permodalan bagi pertanian serta pembrantasan korupsi, semakin sulit (tak bisa) ditawar-tawar lagi. Ini adalah basis bagi konsolidasi dan kemajuan gerakan rakyat revolusioner dimasing-masing negeri. Jatuh bangunnya gerakan adalah hal biasa dalam sejarah Amerika Latin, namun kuatnya gelombang radikalisme menunjukkan bahwa kali ini tidak akan mudah dihancurkan.
Di pembuka abad ini, gerakan rakyat Amerika Latin – gerakan tani, buruh, kaum miskin tak bekerjaan, mahasiswa progresif – berhasil mewujudkan persatuan yang bermanfaat. Pelajaran berharga bagi gerakan revolusioner di seluruh dunia, ketika eksistensi, sektarianisme dan moderasi menjadi duri-duri sandungan bagi pembangunan persatuan yang nyata. Dari perjuangan sektoral dan local, gerilya bersenjata di gunung dan perkotaan perjuangan keserikat buruhan dan tanah, dari jalanan hingga gedung parlemen, semuanya semakin mengarah pada perjuangan untuk membangun dan mengkongkritkan model alternative untuk menggantikan model kekuasaan neoliberal yang sudah bangkrut, menuju sosialisme abad ke 21
Revolusi Venezuela sudah memberikan sebuah kilau bagi revolusi dan pembrontakan lebih lanjut diseluruh benua Amerika Latin. Kemajuan revolusi semakin jauh mendiskreditkan model alternative yang ramah terhadap neoliberalisme, seperti yang selama ini dipimpin oleh Lula. Pengkhianatan yang pernah dilakukan Brazil dengan membentuk “Sahabat Venezuela” yang pada kenyatannya mendukung kudeta terhadap Hugo Chavez menorehkan catatan buruk yang harus terus diwaspadai oleh gerakan revoluioner dimasing-masing negeri. Semakin nyata, kuat dan luas persatuan gerakan, akan semakin nyata, kuat dan luas pula program-program yang menuju Sosialisme abad 21 dapat menyebar, tak hanya di Amerika Latin, bahkan diseluruh dunia
Ditengah-tengah deiideologisasi, keengganan terlibat dalam pertempuran merebut kekuasaan ditingkat nasional, social movement dinegeri-negeri maju saat ini berhasil dipaksa untuk mengakui bahwa “ Ya Venezuela adalah sekutu terbaik gerakan social dunia saat ini”. Paling tidak inilah yang dinyatakan oleh Direktur Global Exchange Amerika, Deborah James, pasca kunjungannya dari Venezuela tahun lalu.
Ya memang tak ada jalan lain selain merebut kekuasaan dan membangun alternative


III
Mengapa Benua Amerika Latin Bergeser ke Kiri dan Melawan Amerika !
Sejak akhir tahun 2005 sampai akhir tahun 2006 peta politik benua Amerika Latin besar kemungkinan akan mengalami perubahan yang penting, dengan adanya pemilihan presiden yang diselenggarakan di 11 negara dibenua ini. Perubahan penting yang akan terjadi dalam jangka waktu setahun ini adalah bahwa mungkin sekali tendensi pergeseran ke kiri di benua ini akan menjadi kenyataan. Inilah yang menjadi problem besar yang harus dihadapi oleh pemerintah AS dalam masa-masa yang akan datang

Sebab, ini berarti bahwa Washington akan kehilangan pengaruh yang selama berpuluh puluh tahun sudah dipupuk dengan segala cara dan jalan. Bergesernya benua Amerika Latin ke kiri akan membahayakan Imperialisme AS, yang selama ini sudah menjadikan berbagai lembaga Internasional, seperti IMF, Bank Dunia , WTO , dan maskapai-maskapai Amerika dan multinasional sebagai alat mengeduk keuntungan sebesar-besarnya di kawasan ini.
Sejak berakhirnya Perang Dunia ll , berbagai negeri dibenua ini sudah mengalami banyak dan bermacam-macam gelombang politik yang berturut turut dan silih berganti; timbulnya gerilya dan diktatur-diktatur militer dalam tahun-tahun 70-an, munculnya demokrasi dalam tahun-tahun 80-an, diperkenalkannya model neoliberal dan globalisasi dalam tahun-tahun 90-an, dan yang terakhir pergeseran ke kiri, seperti yang diperlihatkan secara pragmatis oleh Presiden Brazilia Lula, atau yang secara populis dan revolusioner oleh presiden Venezuela Hugo Chavez.
Pada dewasa ini, dengan kadar yang berbeda-beda dan juga dengan cara yang tidak sama  dari yang paling lunak sampai yang paling keras – politik kiri dan tengah kiri sedang dianut oleh pemerintahan di Venezuela, Bolivia, Kuba, Panama, Argentina, Uruguai, Cili Dan Brazilia. Yang patut diperhatikan disini ialah bahwa para pemimpin Negara-negara tersebut dipilih secara demokratis lewat pemilu, kecuali yang di Kuba yang mempunyai sejarah tersendiri.
Diselenggarakannya 11 pemilihan presiden dalam jangka 14 bulan, dengan jarak waktu yang berdekatan di duga oleh banyak orang bahwa hasilnya akan bisa mempunyai pengaruh yang tidak kecil bagi yang satu kepada yang lainnya. Apalagi kalau diingat bahwa saluran informasi antara Negara dan penyebaran pendapat sekarang ini sudah makin cepat, makin canggih dan makin banyak. Ditambah lagi adanya factor Kuba, Venezuela dan Bolivia yang jelas-jelas menentang imperialisme AS secara keras.
Sekarang masih sulit diperkirakan untuk berbagai negeri di Amerika Latin sebesar apa dan sampai dimana pengaruh terpilihnya seorang perempuan sosialis bekas tapol Michelle Bachelet menjadi presiden di Cili, dan juga terpilihnya pemimpin gerakan petani Bolivia – Evo Morales sebagai presiden sosialis di Bolivia. Tetapi, bagaimanapun juga sudah dapat diramalkan bahwa pada akhir 2006 benua Amerika Latin sudah akan banyak berubah daripada yang sekarang ini.
Pada permulaan January 2006 Michelle Bachelet dipilih dengan 53,22% suara sebagai presiden Cili, disusul oleh kemenangan Evo Morales sebagai presiden Bolivia dengan 54% suara. Wakil dari partai-partai Kanan dan ultra Kanan yang umumnya pro Amerika dan disokong kalangan reaksioner dalam negeri, dikalahkan oleh calon-calon yang berhaluan kiri atau tengah kiri. Demikian juga banyak kemungkinan bahwa dalam pemilihan presiden yang akan diadakan di Peru (9 april 06) di Kolumbia (28 Mei 06), di Meksiko (2 Juli 06), di Brazilia (1 Oktober 06), di Ekuador (oktober 06), di Nikaragua (5 November 06) dan di Venezuela (3 desember 06), calon-calon presiden yang terang-terangan pro AS  tidak akan terpilih oleh rakyat, kecuali yang di Kolumbia. Untuk pemilihan di Kosta Rika (5 februari 06) calon sosialis dikalahkan oleh calon Kristen – Demokrat.

MENGAPA AMERIKA LATIN BERGESER KE KIRI
Sudah sejak lebih dari 20 tahun belakangan ini, nampak sekali bahwa benua Amerika Latin sudah meninggalkan atau menolak segala macam kekuasaan yang otoriter, atau diktatur diktatur militer yang sering sekali dilahirkan oleh berbagai kudeta, yang umumnya dilancarkan oleh kaum reaksioner dalam negeri dan bersekongkol dengan imperialisme AS. Sejak itu pula, benua ini dilanda oleh “angin populisme” atau gelombang kiri. Pada dewasa ini, kira-kira 300 juta dari seluruh penduduk Amerika Latin yang berjumlah 350 juta hidup di bawah berbagai pemerintahan demokratis yang boleh dikatakan “berwarna kiri” atau “berbau tengah kiri”
Dari survey yang diadakan baru-baru ini diadakan di 18 negara Amerika Latin,hanya setengah dari penduduk Amerika Latin  yang betul-betul menganut faham democrat.Banyak pengamat politik yang kuatir akan terjadinya pergeseran kawasan ini kearah kiri,dan memperingatkan tentang munculnya  gerakan-gerakan social dan partai- politik kiri dengan kekuatan yang tidak ada bandingnya dengan  masa yag lalu (…warns that new social movements and leftists parties have reappeared with unparalleld strength – VOA 20/1/06).
Seorang pakar Amerika tentang Amerika Latin,Alvaro Vargas Llosa mengatakan “populisme sudah datang kembali di Amerka Latin.Kita mengira bahwa sudah menanggalkan populisme ini akhir tahun 80-an dan permulaan 90-an,namun ia datang kembali dengan kekuatan penuh.dan populisme ini akan menjadi komponen utama  dari bidang politik dan ekonomi  Amerika Latin dalam beberapa tahun (populism is coming back to Latin Amerika.we thought we had  gooten rid of it at the end of the  1980s and  early 1990s, but it’s coming back  with force.and it is going  to be a major component of Latin Amerikan politics and economics in the next few years – VOA 20/1/06).
Mark Weisbrot,pimpinan center for economic and policy researh  di Washington mengatakan bahwa pergeseran kekiri banyak negeri Amerika Latin adalah merupakan serangan – balasan  atau pukulan balik terhadap kegagalan berbagai reformasi ekonomi dan kebijakan  yang di anjurkan oleh IMF dan bank dunia dalam tahun-tahun 1980-an.Menurutnya,pengalaman selama 25 tahun  menunjukan kegagalan yang tiada taranya  dalam sejarah Amerika  Latin.selama itu kemajuan ekonomi  hanya sedikit sekali.sejak tahun 1980 pendapatan penduduk per capita meningkat anya kira-kira 10%.Oleh karena itu para calon presiden di Argentina,Brasilia,Venezuela,Uruguai,Ecuador,dan Bolivia baru-baru ini,semuanya menentang neo-liberlisme.sekarang,para pemimpin populis ini terutama skali menekankan diutamakannya egalitarisme(persamaan) social.dan tidak menghargai anjuran-anjuran yang diberikan oleh IMF dan pemerintah AS.

CITA- CITA BESAR  SIMON BOLIVAR
               Secara geo-politis benua Amerika Latin terdiri dari 21 negara besar dan kecil,yang terbentang antara sungai Rio Grande di Utara sampai Antartika di Selatan.Brasilia merupakan Negara terbesar,baik dari segi wilayah maupun penduduk.Kira-kira 40% luas tanah Amerika Latin adalah wilayah Negara Brasilia dan sepertiga penduduk benua ini adalah warga negara Brasilia.
            Sejak dijajah oleh kaum conquistador dari spanyol sekitar tahun 1500,benua yang kaya ini telah menjadi ajang rebutan dan penjarahan  berbagai bangsa Eropa,terutama bangsa Spanyol,dengan membunuhi secara besar-besaran penduduk asli suku Indian  di banyak wilayah.Kekuasaan secara depostik ini berlangsung lama sekali,sampai kira-kira 300 tahun,ketika pecah perang pembebasan dari penjajahan Spanyol.
            Tokoh besar dalam perjuangan untuk pembebasan dari penjajahan  Spanyol ini adalah Simon Bolivar,yang juga di kenal dengan julukan “el libertador” (pembebas).Simon Bolivar ini memimpin perang  di wilayah yang sekarang dinamakan Venezuela, dan membebaskan Ekuador,Peru dan Bolivia.perjuangan revolusioner untuk pembebasan ini berlangsung  kira-kira selama 10 tahun.
            Cita-cita Simon Bolivar pada waktu itu adalah membangun  United States of Latin Amerika,yang meliputi wilayah dari sungai Rio Grande sampai Tierra del Fuego didekat kutub selatan.United States of Amerika Latin ini bertujuan untuk melawan colonialisme  dan  memberikan persamaan hak bagi  semua orang,termasuk orang-orang Indian yang kulit berwarna dan kaum budak yang berkulit hitam.tetapi,cita-citanya ini tidak terealisasi, sampai wafatnya  dlam tahun 1830. sampai puluhan tahun terakhir ini, kaum reaksiioner dan kaum borjuasi besar kulit putih  telah megahalangi cita-cita Simon Bolivar yang luhur ini.

KEBANGKITAN AMERKA LATIN
            SEJARAH Amerika Latin beberapa ratus tahun sejak datangnya para penjajah Spanyol,dengan gamblang  menunjukan bahwa kaum penjajah ini sedikit sekali mendatangkan kemakmuran,kesehatan dan kebahagiaan kepada rakyat berbagai negeri benua  ini.Segolongan kecil dari para penjajah yang berkulit putih ini selama ratusan tahun memegang kekuasaan pemerintahan dan tuan-tuan tanahnya meguasai lahan –lahan yang subur dan luas sekali.penduduk aslinya, yang kebanyakan terdiri dari suku Indian (dan budak-budak negro ) di usir tanah mereka, dan dipaksa hidup dalam gubuk-gubuk atau perumahan sederhana sekali, yang terdapat di daerah pedalaman dan pegunungan.
            Ketika memasuki jaman modern, kalangan borjuasi dan feudal ini berangsur-angsur menjalin hubungan ekonomi (dan politik ) dengan neo-kolonialisme  yang dating dari AS.Perusahaan-perusahaan besar Amerika,dengan dukungan dan bantuan penuh dari pemerintah AS menancapkan kakinya di berbagai negeri Amerika Latin.sejak puluhan tahun belakangan ini Amerika Latin menjadi  “halaman belakang” AS atau wilayah pengaruh AS.Persekutuan antara berbagai kekuatan imperialis AS dengan kalangan borjuasi reaksioner dan feudal di berbagai negeri dibenua ini,ternyata lebih kejam dan lebih tidak bermanusiawi daripada kaum pendahulu mereka dimasa yang silam.
            Sebagai salah satu contoh yang menyolok tentang keadaan yang sangat  menyedihkan di banyak negeri  Amerika Latin adalah keadaan di Venezuela sebelum Hugo Chavez menjadi presiden sejak tahun 1998.Venezuela adalah Negara yang kaya dengan minyak (dan penghasil minyak nomor lima di dunia).Tetapi kaum elite yang memegang  kekuasaan  politik dan ekonomi telah merampok kekayaan bumi Venezuela secara besar-besaran.Akibatnya,sebagian besar rakyatnya hidup sengsara. Kalangan atas yang merupakan 10% dari sejumlah penduduk yang berjumlah 23 juta orang memiliki separoh dari pendapatan nasional.kira-kira 40% dari penduduk hidup dalam kemiskinan total yang sangat  parah.apa yang terjadi di Venezuela juga terjadi dibanyak negeri Amerika Latin lainnya,bahkan dalam bentuk yang lebih parah lagi.
            Dengan latar belakang politik dan ekonomi  yang demikian inilah berbagai negeri di Amerika Latin pada dewasa ini sedang mencari  jalan baru menuju masyarakat yang lebih adil dan makmur. Jalan lama, yaitu jalan kapitalis  seperti yang di anjurkan oleh IMF,Bank Dunia, dan WTO,sudah pernah mereka tempuh bertahun-tahun.dan hasilnya adalah serba negative, dan serba lebih menyengsarakan rakyat.berbagai negeri Amerika Latin ini sekarang sedang memandang ke “arah kiri”,dan berusaha menggalang bersama-sama persatuan dan persekutuan di inspirasikan oleh gagasan-gagasan besar Simon Bolivar.
            Kebangkian rakyat–rakyat berbagai negeri Amerika Latin,adalah fenomena penting dan bersejarah bagi situasi internasional ini,dalam melawan kekuatan imperialisme AS yang sekarang makin di musuhi  oleh b anyak fihak diberbagai penjuru dunia.Sebagian dari kebangkitan ini diberi nama revolusi Bolivarian,yang juga di sebut sebagai  sosialisme partisipatif,atau sosialisme demokratik.
            Dalam proses kebangkitan rakyat –rakyat  berbagai negeri Amerika Latin ini, peran yang di mainkan oleh presiden Venezuela menjadi makin pentig dan juga makin menonjol sekali.Dalam banyak hal,peran yang di mainkan Hugo Chavez sudah melebihi peran Fidel Castro dari  kuba.Namun sosok Fidel Castro masih tetap di segani oleh banyak orang di Amerika Latin dan  di bagian lain dari benua.
            Itulah sebabnya, mengapa kalangan yang berkuasa di Washington akhir-akhir ini makin menunjukan sikap permusuhannya kepada Hugo Chavez. Mereka menganggap bahwa Hugo Chavez sekarang lebih berbahaya dari pada Fidel Castro,dan menjadi tokoh yang paling penting  di Amerika Latin. Karena,Hugo Chavez, dan para pendukungnya,sudah menggunakan kekayaan minyak  negara mereka untuk “mengekspor  revolusi Bolivarian” ke berbagai  negeri di benua ini.
            Di samping itu,di bidang internasional,Hugo Chavez juga mengadakan kerja sama atau hubungan baik dengan Negara-negara penting didunia,seperti India,RRT, dan Rusia.tetapi yang paling tidak di senangi AS adalah bahwa Venezuela menjalin persahabatan dengan fihak-fihak yang menjadi  “musuh” AS,seperti Kuba,Iran,Siria (dan baru-baru ini juga dengan Hamas di palestina) .Semua ini membikin Hugo Chavez sebagai tokoh kiri yang harus dijatuhkan atau dihancurkan oleh imperlialisme AS.
            Tetapi,situasi internasional dewasa ini sudah jauh berlainan sekali dengan situasi dalam tahun 1965,ketika Bung Karno di kudeta oleh Suharto dan kawan-kawannya di angkatan darat. Karena itu,bagi imperialisme AS tidak mudah untuk membendung pergeseran ke kiri yang sedang ditempuh oleh berbagai negeri di Amerika Latin.kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
           
REFERENSI
Perkins,J, 2005, Confessions of economic hit man, Berrett Kohler, New York
Surya Pena, edisi 20/Th I/13-19 Mei 2009
Surya Pena, edisi 21/Th I/20-26 Mei 2009
Surya Pena, edisi 22/Th I/27 Mei 2009





    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar