Melesatnya Nasionalisme & Terpentalnya Neolib di Amerika Latin
Pengantar
Meski era ini sudah sangat terbuka
akan informasi, namun berita-berita tentang Amerika latin masih jauh dari
memadai. Apa yang terjadi dinegeri itu masih sayup-sayup kedengarannya. Lain hal
kalau event itu terjadi di Eropa,
khususnya AS pasti marak ceritanya.Tulisan ini mencoba mengimbangi disinformasi
tersebut, yakni menguraikan bagaimana negeri itu sukses membangun jati dirinya
sesuai identitasnya. Meminjam Bung Karno, negeri-negeri di Amerika Latin
tersebut telah” berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi
dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan”. Pakar lain menyebutnya sebagai
keberhasilan gerakan kiri, sosialisme, atau neo sosialisme. Saya sendiri
berpendapat bahwa yang terjadi disana adalah “bangkitnya nasionalisme
Bolivarian”sebagaimana juga disebut oleh John Perkins dalam bukunya Confessions
of economic Hit Man
Cat:Bahan tambahan utk diskusi KPK 29 Mei 2009 dan
bahan kuliah Politik di Amerika Latin (15 hal)
Memprediksi Arah Angin
Revolusi
Perkembagan Amerika
Latin sebagai “benua-nya revolusi” saat ini,dinyatakan Fidel Castro sebagai
basis sebagai perubahan peta politik dunia di abad 21,sekaligus mengindikasikan
kegagalan ideology neoliberal-lewat berbagai skenarionya-dan imperialis Amerika
Serikat.Revolusi Bolivarian Hugo Chaves
serta kerinduan rakyat atas sebuah alternative menjadi kekuatan bagi perluasan dan konsistensi revolusi
di Amerika Latin selajutnya.Capaian Revolusi Bolivarian telah menjawab persoalan-persoalan
mendesak rakyat diluar syarat-syarat kapitalisme,sekaligus menjadi inspirasi
bagi konsolidasi gerakan melawan imperialisme
di seluruh Amerika Latin.
Tiga negeri-negeri
di Amerika Latin dipimpin oleh pemerintahan ‘kiri’ yang beraneka ragam ,yang
terpilih karena janji-janji revolusi kirinya untuk mengeluarkan negeri dari krisis akibat
imperilisme.Namun, kearah dan sejauh mana angin revolusi ini akan bertiup?
Semakin ke kiri-kah?
Dalam memprediksi
kemana arah dan sejauh mana angin revolusi bertiup,maka kita harus meletakan
penilaian pada ;basis histories dan karakter
pemimpin-pemimpin ‘kiri’,serta konsistensinya dalam melaksanakan
program-program anti imperialisme di Amerika Latin; peran revolusioner pemerintah
Venezuela dan Kuba; serta konsolidasi gerakan revolusioner di masing-masing
negeri.
Pertama, jangan
dilupakan bahwa basis histories dan karakter pemimpin-pemimpin ‘kiri, yang
mengemban amanat revolusioner dari rakyat ini berbe –beda.Dalam pembebasan
edisi IX Tahun III Februari 2004, ‘pemerintah partai buruh’ Lula Da Silva sudah pernah di simpulkan sebagai pemerintahan kiri tengah social demokratik yang anti buruh dan rakyat
miskin. Pujian Washington,IMF, dan Bank Dunia terhadap revormasi ekonomi Brasil
yang pro terhadap neoliberalisme, harus di catat sebagai basis historis yang
buruk dalam menilai arah politik pemerintah Lula Da Silva. Jose
Genoino,presiden parai buruh’nya Lula, pernah menyatakan: “kami tidak bermaksud untuk
menasionalisasi apapun, ataupun menguatkan Negara dalam makna tradisional, yang kami
inginkan adalah sebuah negara yang merencanakan segala sesuatu yang fundamental
bagi proyek pembangunan”.Tentu saja yang dimaksudkannya dengan hal-hal
fundamental bagi proyek pembangunan adalah; pemotongan upah minimum, pemotongan
subsidi sosial
hingga 35,4%, tak pernah dijalankannya janj 1400 juta real utuk anggaran perumahan dimasa pemerintahan
Lula.
Terpilihnya Nestor
Kirchner yang Kiri-Peronis pada tahun 2003 dipagari oleh tuntutan mayoritas
rakyat terorganisir Argentina agar
seluruh klas penguasa yang didukung oleh lembaga keuangan internasional
kapitalis ‘dibuang’ saja.Sementara prestasi ‘terbaik’nya, menolak pembayaran
lebih dari $140 trilyun hutang kepada IMF –yang sebagian kemudian dicicil
hingga dilunaskan oleh pemerintah Hugo Chaves baru-baru ini. Prestasi ini juga tak
akan pernah terjadi tanpa melintasi perjuangan Piqueteros-pergerakan kaum tak
berpekerjaan menuntut lapangan pekerjaan,peningkatan subsidi dan pemenuhan
bahan pokok serta infrastruktur bagi
rakyat miskin –menohok langsung tuntutan untuk menghentikan pembayaran hutang
hingga rakyat sejahtera.jangan lupa, Kirchner sempat menjawab tuntutan rakyat dengan
represi dan penangkapan besar-besaran aktivis-aktivis Piqueteros.Namun perlawanan balik tidak pernah
berhenti,sehingga ia berhasil dibuat tak punya pilihan selain memboikot
pembayaran hutang untuk subsidi rakyat.
Tak mengikuti
pemerintah tetangganya Argentina, Tabare Vasques,ditengah krisis ekonomi dan
penurunan pendapatan rakyat Uruguai hingga 10% pada tahun 2002,tak berhasil
didorong oleh demonstrasi rakyat untuk menolak pembayaran hutang yang luar biasa tinggi.tampak pada pilihannya
menunjuk Danilo Astori sebagai menteri keuangan dan ekonomi,yang dipercaya oleh
banyak pengamat ekonomi kiri sebagai yang berbahaya, konservatif dan mendukung
dasar-dasar resep ekonomi Keynesian.Astori, seperti di laporkan oleh mingguan economist,percaya
bahwa;Brazil memainkan peranan penting dalam membuktikan bahwa sebuah
pemerintah yang kiri dapat berselaras dengan kebijakan fiscal ketat”.
Bagaimana dengan
Lucio Guiterres?James Petras hanya memberikan predikat populis pada presiden
Ecuador ini.Menurut Petras,Lucio seorang
mantan tentara ini seakan-akan turun dari langit menjadi pemimpin pemberontakan
kaum tani Indian di tahun 2000.Dibabtis menjadi
“calon dari rakyat” oleh kaum kiri,ia didukung oleh mayoritas partai
politik kiri (Pachakutic,MPD) dan gerakan social (CONAINE-gerakan tani terkuat
da lainnya), juga serikat-serikat buruh (minyak,listrik dsb).namun segera
setelah menjadi presiden ,Guiterres berwisata politik ke Washington untuk menjamin
agenda-agenda utama Washington dilaksanakan di Ecuador dan Amerika
Latin,seperti menjamin ALCA (FTAA) –perdagangan bebas Amerika Latin-Plan
Colombia, pangkalan Militer Manta, privatisasi minyak dan isu-isu khas Washington
lainnya .menteri-menteri,sekretaris dan fungsionaris kenegaraanya adalah borjuis
kecil yang semakin lama semakin tampak anti rakyat miskin.rakyat akhirnya tak
tinggal diam ketika Guiterres sewenang-wenang membebaskan dan merekrut Abdulah Bucaram yang
diberhentikan dari kepresidenan karena kasus korupsi delapan tahun
sebelumnya.pemogokan umum kembali menjadi senjata.
Menurut survei tahun 2005,setelah
Lucio Guiterres, Alejandro Toledo,seorang kiri- tengah, yang sejak 2001
memerintah di Peru adalah presiden di
Amerika Latin yang sangat tak popular.tak berbeda dengan Guiterrres,Toledo juga
sejak awal mendukung FTAA.dalam pemilu menatang, hampir bisa dipastikan Toledo
tak mungkin terpilih lagi.Adapun Ollanta Humala,kandidat presiden yang mendukung platform Hugo
Chaves mempunyai kesempatan yang lebih besar.
Evo Morales dan
Veronica Michelle Bachelet,yang baru saja memenangkan pemilu,adalah sama-sama
presiden baru
yang terpilih
diera meluasnya kesadaran revolusioner masyarakat Amerika Latin menolak
imperialisme serta mendukung revolusi Bolivarian. Evo berbeda dengan
Bachelet.penindasan yang dilakukan dictator Pinochet terhadap Bachelet dan
keluarganya, mengharumkan nama Bachelet sebagai seorang pemimpi – yang kebetulan perempuan-Chile
alternative.tapi,seperti pendahulunya Richardo Logos, belum kelihatan komitmen
anti imperialismenya –walau dalam janji
pemilunya kesetaraan ekonomi dan pembangunan adalah targetan utamanya (presiden mana yang tidak
menjanjikan hal yang serupa?). bahwa Bachelet mengedepankan partisipasi kaum
perempuan dan keterlibatan maksimal kaum perempuan di pemerintahan, belum
mencerminkan solusi pragmatic terhadap persoalan mendasar kaum perempuan dan rakyat miskin didalam
neoliberlisme.terlihat dari susunan kabinetnya, dimana menteri keuangan akan
dipegang oleh Andres Velasco,lulusan AS
tak berbeda dengan Danilo Astori yang konservatif terhadap fiscal.pemerintahan
Bachelet akan melanjutkan apa yang sudah dikerjakan Logos sebelumnya.Tak heran,Condolezza Rice
segera mengucapkan selamat dan mendukung
Bachelet.Hasil
pemilu yang memenangkan Bachelet juga tidak terlalu menggembirakan,yakni 54% juga
tidak terlalu mengembirakan,yakni 54% banding 46%,dengan 40% jumlah orang yang tak memberi
suara-sebagian besar adalah kaum muda dibawah 30 tahun
Tidak demikian
dengan Evo Morales.sebagai seorang Indian pertama yang memimpin sebuah negeri
–Bolivia, Movemend Toward Socialism
(MAS) bersama Evo,cukup teruji didalam gerakan rakyat menolak agenda-agenda
neoliberalisme,khususnya perang AS terhadap petani kota –gerakan tani dimana ia
berasal.Walau
sempat mendukung rencana Carlos Mesa-presiden Bolivia sebelumnya –memberi
ompromi sebatas kenaikan royaliti pada perusahaan –perusahaan minyak internasional,oleh konsolidasi serikat
buruh CUT dan gerakan demokratik
kerakyatan lainnya,hingga pada
akhirnya bersama-sama gerakan rakyat
menuntut nasionalisasi minyak dan gas. Komitmen Evo terhadap petani kota selama ini – gerakan tani terkuat
di Bolivia- tak ada cela,sehingga AS di buat kerepotan.kemenangan Morales telah
membuat pergeseran kekuatan dia Amerika
Latin semakin jauh dari hegemoni AS dan semakin dekat dengan model Venezuela – Kuba alternative anti –
kapitalisme. “Chaves tidak sendiri,rakyat Amerika Latin mendukungnya.inilah sebuah kenyataan
baru.”Morales pada pidato pertamanya sebagai presiden Bolivia.
II
Bagi Washington, gampang saja menentukan pemerintahan mana
yang akan di dukung dan dijadikan sahabatnya, dengan melihat aspek-aspek
seperti, kesediaan membayar utang luar negeri ke bank-bank AS dan Eropa,
privatisasi industri strategis; keterbukaan pasar bagi eksportir dari utara;
pilihan mata uang yang digunakan sebagai cadangan devisa (dollar atau euro);
perundang-undangan yang mendukung sistem pengupahan, tunjangan, dan pola
berserikat bagi buruh yang ramah pada pasar; kepatuhan terhadap
kesepakatan-kesepakatan IMF.
Namun bagi kita, semakin jauh pemerintahan kiri Amerika
Latin dari lingkaran resep ekonomi neoliberal tersebut, semakin berpeluang
konsistensinya dalam mengemban amanat revolusioner dari rakyat Amerika Latin
saat ini, yakni sebuah tatanan ekonomi dan politik yang berdaulat (anti
imperialisme) adil, demokratik, kerakyatan, bersih dari korupsi, dan menjunjung
solidaritas menuju sosialisme di abad 21.
Kedua, bagaimana kolaborasi Revolusi Bolivarian Hugo
Chavez dan Revolusi Sosialis Fidel Castro mampu mendorong para pemimpin yang
sekadar kiri-tengah (Sosdem) atau populis-reformis menjadi lebih kiri, sehingga
sosialisme di abad 21 bisa berwujud?
Pemerintah Venezuela
dan Kuba adalah penentu arah revolusi di Amerika Latin, Pasca Kudeta yang
diskenariokan Amerika Serikat terhadap Hugo Chavez di tahun 2002, Venezuela
mulai memimpin penyerangan balik secara terbuka melawan imperialisme dan
pemerintahan imperialis AS di Amerika Latin. Bersama Kuba, Venezuela
terus mengkonsolidasikan dan mengkongkritkan potensi-potensi perlawanan
pemerintah Negara-negara Amerika Latin terhadap imperialisme
Mar Del Plata, Argentina, tahun lalu menjadi saksi
keberhasilan Chavez dan Castro mengkonsolidasikan penolakn terhadap FTAA
sekaligus mendeklarasikan ALBA, the Bolivarian Alternative for the America
(Alternative Bolivarian untuk rakyat Amerika) sebagai alternative bagi
integrasi dan kolaborasi Amerika Latin melawan intervensi pasar bebas
imperialis AS. Lula , Kircner dan Gutierez berhasil didorong menandatangani
kesepakatan tersebut. Bersama gerakan rakyat anti imperialisme yang tumpah ruah
dijalan-jalan Argentina, Hugo Chavez berhasil membuat ketiga pemimpin negara itu
menjilat ludahnya (yang semula bermain-main dengan Washington mendukung FTAA)
sendiri. Integrasi ALBA, yang pada tahapan sekarang lebih banyak masih berupa propaganda. sudah berhasil
memagarai pimpinan-pimpinan kiri setengah hati di Amerika Latin untuk bergerak
menuju prinsip saling melengkapi (daripada berkompetisi), solidaritas (daripada
eksploitasi) dan penghormatan kedaulatan rakyat (menggantikan kekuasaan
korporasi) bagi kemajuan tenaga produktif negeri-negeri yang lebih miskin
sekaligus menjadi kekuatan tandingan bagi imperialis AS
Kuba dan Venezuela memelopori bentuk kolaborasi dan integrasi
yang bermartabat bagi rakyat ini, lewat metode pertukaran dokter dengan minyak,
operasi mata gratis bagi penduduk miskin Venezuela ke Kuba setiap minggu.-
Mission Milagro. Kemudian bentuk ini diluaskan menjadi pertukaran minyak dengan
bahan makanan dan pertanian; dokter dengan mesin-mesin produksi; bantuan modal
untuk pengembangan energi minyak – daripada memprivatisasikannya ke korporasi
minyak semacam Royal Dutch, Shell atauy Cevron Texaco , pembangunan pipa pipa minyak
dan penjualan minyak murah, mulai melibatkan Ecuador, Argentina dan Brazil
(Petrosur), Columbia dan Paraguay. Semuanya bertujuan semata-mata demi kemajuan
tenaga produktif rakyat di Amerika Latin
Pemerintah Chavez juga berhasil masuk dan mengubah
orientasi MERCOSUR – Argentina,
Brazil, Paraguay, Uruguay – dari sekedar blok
perdagangan minyak yang mengejar profit. Chavez berkata “ kita membutuhkan
MERCOSUR yang memprioritaskan kepentingan rakyat”. Kita membutuhkan MERCOSUR
yang setiap hari bergerak semakin menjauh dari model integrasi korporasi elitis
yang kuno, yang hanya mengejar keuntungan financil namun melupakan kaum buruh,
anak-anak, dan martabat hidup manusia
Minyak memang menjadi sumber dana bagi kemajuan Amerika
Latin saat ini. Petro Caribe dibangun untuk menyediakan minyak yang murah untuk
rakyat di wilayah Karibia, dan rencana membangun Petro America yang menyatukan
perusahaan-perusahaan energi milik Negara di seluruh Amerika Latin. Termasuk
membayarkan utang Argentina
kepada IMF sebesar $ 2,4 milyar agar Argentina segera mengakhiri
ketergantungannya dengan IMF. Chavez juga menggagas pembentukan sebuah
alternative lembaga keuangan melawan IMF, yakni Bank of the South (Bank
Selatan), agar negeri-negeri dapat meminjam dana tanpa terikat
kebijakan-kebijakan neoliberal yang dipaksakan Washington
Dalam bidang budaya sebuah stasiun televise regional
Telesur diluncurkan 24 juli lalu, bersamaan dengan peringatan hari lahir ke 222
Simon Bolivar. Telesaur bertujuan menghancurkan hegemoni propaganda AS
diseluruh benua ini. Sebuah perusahaan pertelevisian bersama antara Venezuela, Argentina,
Kuba dan Uruguay,
yang selama 24 jam penuh melakukan siaran sejak akhir Oktober lalu. Direktur
informasi Jorge Botero, menjelaskan “Dunia yang uni polar ini, ketika semua
orang berkiblat ke utara dengan hormat dan berakhir pada pembudakan harus
segera diakhiri. Bagi kami cakrawala sesungguhnya lebih luas terbentang,
daripada yang dilihat dari Washington,
dan karena itulah motto kami “Utara kami adalah Selatan”
Diatas segalanya inilah kemenangan dan hadiah yang luar
biasa indah bagi rakyat Kuba yang selama bertahun tahun hidup dalam kemiskinan
dibawah blokade AS. Kuba bersama Venezuela berhasil mengkonsolidasikan kekuatan
seluruh Amerika Latin dan memenangkan pertempuran tanpa senjata, melainkan
dengan ideologi dan solidaritas yang ternyata jauh lebih ampuh dari senjata
secanggih apapun. Inilah contoh Internasionalisme Sosialis di dalam praktek
yang sesungguhnya.
Ketiga tuntutan revolusioner yang menghendaki keadilan
ekonomi melalui nasionalisasi- penolakan privatisasi – penyediaan lapangan
pekerjaan, redistribusi tanah dan permodalan bagi pertanian serta pembrantasan
korupsi, semakin sulit (tak bisa) ditawar-tawar lagi. Ini adalah basis bagi
konsolidasi dan kemajuan gerakan rakyat revolusioner dimasing-masing negeri.
Jatuh bangunnya gerakan adalah hal biasa dalam sejarah Amerika Latin, namun
kuatnya gelombang radikalisme menunjukkan bahwa kali ini tidak akan mudah
dihancurkan.
Di pembuka abad ini, gerakan rakyat Amerika Latin –
gerakan tani, buruh, kaum miskin tak bekerjaan, mahasiswa progresif – berhasil
mewujudkan persatuan yang bermanfaat. Pelajaran berharga bagi gerakan
revolusioner di seluruh dunia, ketika eksistensi, sektarianisme dan moderasi
menjadi duri-duri sandungan bagi pembangunan persatuan yang nyata. Dari
perjuangan sektoral dan local, gerilya bersenjata di gunung dan perkotaan
perjuangan keserikat buruhan dan tanah, dari jalanan hingga gedung parlemen,
semuanya semakin mengarah pada perjuangan untuk membangun dan mengkongkritkan
model alternative untuk menggantikan model kekuasaan neoliberal yang sudah
bangkrut, menuju sosialisme abad ke 21
Revolusi Venezuela
sudah memberikan sebuah kilau bagi revolusi dan pembrontakan lebih lanjut
diseluruh benua Amerika Latin. Kemajuan revolusi semakin jauh mendiskreditkan
model alternative yang ramah terhadap neoliberalisme, seperti yang selama ini
dipimpin oleh Lula. Pengkhianatan yang pernah dilakukan Brazil dengan membentuk “Sahabat Venezuela”
yang pada kenyatannya mendukung kudeta terhadap Hugo Chavez menorehkan catatan
buruk yang harus terus diwaspadai oleh gerakan revoluioner dimasing-masing
negeri. Semakin nyata, kuat dan luas persatuan gerakan, akan semakin nyata,
kuat dan luas pula program-program yang menuju Sosialisme abad 21 dapat
menyebar, tak hanya di Amerika Latin, bahkan diseluruh dunia
Ditengah-tengah deiideologisasi, keengganan terlibat
dalam pertempuran merebut kekuasaan ditingkat nasional, social movement
dinegeri-negeri maju saat ini berhasil dipaksa untuk mengakui bahwa “ Ya
Venezuela adalah sekutu terbaik gerakan social dunia saat ini”. Paling tidak
inilah yang dinyatakan oleh Direktur Global Exchange Amerika, Deborah James,
pasca kunjungannya dari Venezuela
tahun lalu.
Ya memang tak
ada jalan lain selain merebut kekuasaan dan membangun alternative
III
Mengapa Benua Amerika
Latin Bergeser ke Kiri dan Melawan Amerika !
Sejak akhir tahun
2005 sampai akhir tahun 2006 peta politik benua Amerika Latin besar kemungkinan
akan mengalami perubahan yang penting, dengan adanya pemilihan presiden yang
diselenggarakan di 11 negara dibenua ini. Perubahan penting yang akan terjadi
dalam jangka waktu setahun ini adalah bahwa mungkin sekali tendensi pergeseran
ke kiri di benua ini akan menjadi kenyataan. Inilah yang menjadi problem besar
yang harus dihadapi oleh pemerintah AS dalam masa-masa yang akan datang
Sebab, ini berarti bahwa Washington akan kehilangan pengaruh yang
selama berpuluh puluh tahun sudah dipupuk dengan segala cara dan jalan.
Bergesernya benua Amerika Latin ke kiri akan membahayakan Imperialisme AS, yang
selama ini sudah menjadikan berbagai lembaga Internasional, seperti IMF, Bank Dunia , WTO , dan
maskapai-maskapai Amerika dan multinasional sebagai alat mengeduk keuntungan
sebesar-besarnya di kawasan ini.
Sejak berakhirnya Perang Dunia ll , berbagai negeri
dibenua ini sudah mengalami banyak dan bermacam-macam gelombang politik yang
berturut turut dan silih berganti; timbulnya gerilya dan diktatur-diktatur
militer dalam tahun-tahun 70-an, munculnya demokrasi dalam tahun-tahun 80-an,
diperkenalkannya model neoliberal dan globalisasi dalam tahun-tahun 90-an, dan
yang terakhir pergeseran ke kiri, seperti yang diperlihatkan secara pragmatis
oleh Presiden Brazilia Lula, atau yang secara populis dan revolusioner oleh
presiden Venezuela Hugo Chavez.
Pada dewasa ini, dengan kadar yang berbeda-beda dan juga
dengan cara yang tidak sama dari yang
paling lunak sampai yang paling keras – politik kiri dan tengah kiri sedang
dianut oleh pemerintahan di Venezuela, Bolivia, Kuba, Panama, Argentina,
Uruguai, Cili Dan Brazilia. Yang patut diperhatikan disini ialah bahwa para
pemimpin Negara-negara tersebut dipilih secara demokratis lewat pemilu, kecuali
yang di Kuba yang mempunyai sejarah tersendiri.
Diselenggarakannya 11 pemilihan presiden dalam jangka 14
bulan, dengan jarak waktu yang berdekatan di duga oleh banyak orang bahwa
hasilnya akan bisa mempunyai pengaruh yang tidak kecil bagi yang satu kepada
yang lainnya. Apalagi kalau diingat bahwa saluran informasi antara Negara dan
penyebaran pendapat sekarang ini sudah makin cepat, makin canggih dan makin
banyak. Ditambah lagi adanya factor Kuba, Venezuela dan Bolivia yang jelas-jelas menentang
imperialisme AS secara keras.
Sekarang masih sulit diperkirakan untuk berbagai negeri
di Amerika Latin sebesar apa dan sampai dimana pengaruh terpilihnya seorang
perempuan sosialis bekas tapol Michelle Bachelet menjadi presiden di Cili, dan
juga terpilihnya pemimpin gerakan petani Bolivia – Evo Morales sebagai presiden
sosialis di Bolivia. Tetapi, bagaimanapun juga sudah dapat diramalkan bahwa
pada akhir 2006 benua Amerika Latin sudah akan banyak berubah daripada yang
sekarang ini.
Pada permulaan January 2006 Michelle Bachelet dipilih
dengan 53,22% suara sebagai presiden Cili, disusul oleh kemenangan Evo Morales
sebagai presiden Bolivia dengan 54% suara. Wakil dari partai-partai Kanan dan
ultra Kanan yang umumnya pro Amerika dan disokong kalangan reaksioner dalam
negeri, dikalahkan oleh calon-calon yang berhaluan kiri atau tengah kiri.
Demikian juga banyak kemungkinan bahwa dalam pemilihan presiden yang akan
diadakan di Peru (9 april 06) di Kolumbia (28 Mei 06), di Meksiko (2 Juli 06),
di Brazilia (1 Oktober 06), di Ekuador (oktober 06), di Nikaragua (5 November
06) dan di Venezuela (3 desember 06), calon-calon presiden yang terang-terangan
pro AS tidak akan terpilih oleh rakyat,
kecuali yang di Kolumbia. Untuk pemilihan di Kosta Rika (5 februari 06) calon
sosialis dikalahkan oleh calon Kristen – Demokrat.
MENGAPA AMERIKA LATIN
BERGESER KE KIRI
Sudah sejak lebih dari 20 tahun belakangan ini, nampak
sekali bahwa benua Amerika Latin sudah meninggalkan atau menolak segala macam
kekuasaan yang otoriter, atau diktatur diktatur militer yang sering sekali dilahirkan
oleh berbagai kudeta, yang umumnya dilancarkan oleh kaum reaksioner dalam
negeri dan bersekongkol dengan imperialisme AS. Sejak itu pula, benua ini
dilanda oleh “angin populisme” atau gelombang kiri. Pada dewasa ini, kira-kira
300 juta dari seluruh penduduk Amerika Latin yang berjumlah 350 juta hidup di
bawah berbagai pemerintahan demokratis yang boleh dikatakan “berwarna kiri”
atau “berbau tengah kiri”
Dari survey yang diadakan baru-baru ini diadakan di 18
negara Amerika Latin,hanya setengah dari penduduk Amerika Latin yang betul-betul menganut faham democrat.Banyak pengamat politik
yang kuatir akan terjadinya pergeseran kawasan ini kearah kiri,dan
memperingatkan tentang munculnya
gerakan-gerakan social dan partai- politik kiri dengan kekuatan yang
tidak ada bandingnya dengan masa yag
lalu (…warns that new social movements and leftists parties have reappeared
with unparalleld strength – VOA 20/1/06).
Seorang pakar Amerika tentang Amerika Latin,Alvaro
Vargas Llosa mengatakan “populisme sudah datang kembali di Amerka Latin.Kita mengira bahwa sudah
menanggalkan populisme ini akhir tahun 80-an dan permulaan 90-an,namun ia datang kembali dengan
kekuatan penuh.dan populisme ini akan menjadi komponen utama dari bidang politik dan ekonomi Amerika Latin dalam beberapa tahun (populism
is coming back to Latin Amerika.we thought we had gooten rid of it at the end of the 1980s and
early 1990s, but it’s coming back
with force.and it is going to be
a major component of Latin Amerikan politics and economics in the next few
years – VOA 20/1/06).
Mark Weisbrot,pimpinan center for economic and policy
researh di Washington mengatakan bahwa
pergeseran kekiri banyak negeri Amerika Latin adalah merupakan serangan –
balasan atau pukulan balik terhadap
kegagalan berbagai reformasi ekonomi dan kebijakan yang di anjurkan oleh IMF dan bank dunia
dalam tahun-tahun 1980-an.Menurutnya,pengalaman selama 25 tahun
menunjukan kegagalan yang tiada taranya dalam sejarah Amerika Latin.selama itu kemajuan ekonomi hanya sedikit sekali.sejak tahun 1980
pendapatan penduduk
per capita meningkat anya kira-kira 10%.Oleh karena itu para calon presiden di
Argentina,Brasilia,Venezuela,Uruguai,Ecuador,dan Bolivia baru-baru ini,semuanya menentang
neo-liberlisme.sekarang,para pemimpin populis ini terutama skali menekankan
diutamakannya egalitarisme(persamaan) social.dan tidak menghargai
anjuran-anjuran yang diberikan oleh IMF dan pemerintah AS.
CITA- CITA BESAR SIMON BOLIVAR
Secara geo-politis benua Amerika Latin
terdiri dari 21 negara besar dan kecil,yang terbentang antara sungai Rio Grande
di Utara sampai Antartika di Selatan.Brasilia merupakan Negara terbesar,baik dari segi
wilayah maupun penduduk.Kira-kira 40% luas tanah Amerika Latin adalah wilayah
Negara Brasilia dan sepertiga penduduk benua ini adalah warga negara Brasilia.
Sejak dijajah oleh
kaum conquistador dari spanyol sekitar tahun 1500,benua yang kaya ini telah
menjadi ajang rebutan dan penjarahan
berbagai bangsa Eropa,terutama bangsa Spanyol,dengan membunuhi secara
besar-besaran penduduk asli suku Indian
di banyak wilayah.Kekuasaan secara depostik ini berlangsung lama sekali,sampai
kira-kira 300 tahun,ketika pecah perang pembebasan dari penjajahan Spanyol.
Tokoh besar dalam
perjuangan untuk pembebasan dari penjajahan
Spanyol ini adalah Simon Bolivar,yang juga di kenal dengan julukan “el
libertador” (pembebas).Simon Bolivar ini memimpin perang di wilayah yang sekarang dinamakan Venezuela,
dan membebaskan Ekuador,Peru dan Bolivia.perjuangan revolusioner untuk
pembebasan ini berlangsung kira-kira
selama 10 tahun.
Cita-cita Simon
Bolivar pada waktu
itu adalah membangun United States of
Latin Amerika,yang meliputi wilayah dari sungai Rio Grande sampai Tierra del
Fuego didekat kutub selatan.United States of Amerika Latin ini bertujuan untuk
melawan colonialisme dan memberikan persamaan hak bagi semua orang,termasuk orang-orang Indian yang
kulit berwarna dan kaum budak yang berkulit hitam.tetapi,cita-citanya ini tidak
terealisasi, sampai wafatnya dlam tahun
1830. sampai puluhan tahun terakhir ini, kaum reaksiioner dan kaum borjuasi
besar kulit putih telah megahalangi
cita-cita Simon Bolivar yang luhur ini.
KEBANGKITAN AMERKA LATIN
SEJARAH Amerika
Latin beberapa ratus tahun sejak datangnya para penjajah Spanyol,dengan gamblang menunjukan bahwa kaum penjajah ini sedikit
sekali
mendatangkan kemakmuran,kesehatan dan kebahagiaan kepada rakyat berbagai negeri
benua ini.Segolongan kecil dari para penjajah yang berkulit
putih ini selama ratusan tahun memegang kekuasaan pemerintahan dan tuan-tuan
tanahnya meguasai lahan –lahan yang subur dan luas sekali.penduduk aslinya,
yang kebanyakan terdiri dari suku Indian (dan budak-budak negro ) di usir tanah
mereka, dan dipaksa hidup dalam gubuk-gubuk atau perumahan sederhana sekali, yang
terdapat di daerah pedalaman dan pegunungan.
Ketika memasuki
jaman modern, kalangan borjuasi dan feudal ini berangsur-angsur menjalin
hubungan ekonomi (dan politik ) dengan neo-kolonialisme yang dating dari AS.Perusahaan-perusahaan
besar Amerika,dengan dukungan dan bantuan penuh dari pemerintah AS menancapkan
kakinya di berbagai negeri Amerika Latin.sejak puluhan tahun belakangan ini
Amerika Latin menjadi “halaman belakang”
AS atau wilayah pengaruh AS.Persekutuan antara berbagai kekuatan imperialis AS dengan kalangan
borjuasi reaksioner dan feudal di berbagai negeri dibenua ini,ternyata lebih
kejam dan lebih tidak bermanusiawi daripada kaum pendahulu mereka dimasa yang silam.
Sebagai salah satu
contoh yang menyolok tentang keadaan yang sangat menyedihkan di banyak negeri Amerika Latin adalah keadaan di Venezuela
sebelum Hugo Chavez menjadi presiden sejak tahun 1998.Venezuela adalah Negara
yang kaya dengan minyak (dan penghasil minyak nomor lima di dunia).Tetapi kaum elite yang
memegang kekuasaan politik dan ekonomi telah merampok kekayaan
bumi Venezuela secara besar-besaran.Akibatnya,sebagian besar rakyatnya hidup
sengsara. Kalangan atas yang merupakan 10% dari sejumlah penduduk yang berjumlah 23 juta
orang memiliki separoh dari pendapatan nasional.kira-kira 40% dari penduduk
hidup dalam kemiskinan total yang sangat
parah.apa yang terjadi di Venezuela juga terjadi dibanyak negeri Amerika
Latin lainnya,bahkan dalam bentuk yang lebih parah lagi.
Dengan latar
belakang politik dan ekonomi yang
demikian inilah berbagai negeri di Amerika Latin pada dewasa ini sedang
mencari jalan baru menuju masyarakat
yang lebih adil dan makmur. Jalan lama, yaitu jalan kapitalis
seperti yang di anjurkan oleh IMF,Bank Dunia, dan WTO,sudah pernah
mereka tempuh
bertahun-tahun.dan hasilnya adalah serba negative, dan serba lebih
menyengsarakan rakyat.berbagai negeri Amerika Latin ini sekarang sedang
memandang ke “arah kiri”,dan berusaha menggalang bersama-sama persatuan dan
persekutuan di inspirasikan oleh gagasan-gagasan besar Simon Bolivar.
Kebangkian rakyat–rakyat
berbagai negeri
Amerika Latin,adalah fenomena penting dan bersejarah bagi situasi internasional
ini,dalam melawan kekuatan imperialisme AS yang sekarang makin di musuhi oleh b anyak fihak diberbagai penjuru dunia.Sebagian dari kebangkitan ini diberi nama revolusi
Bolivarian,yang juga di sebut sebagai
sosialisme partisipatif,atau sosialisme demokratik.
Dalam proses kebangkitan rakyat
–rakyat berbagai negeri Amerika Latin
ini, peran yang di mainkan oleh presiden Venezuela menjadi makin pentig dan juga makin menonjol sekali.Dalam banyak hal,peran
yang di mainkan Hugo Chavez sudah melebihi peran Fidel Castro dari
kuba.Namun
sosok Fidel Castro masih tetap di segani oleh banyak orang di Amerika Latin
dan di bagian lain dari benua.
Itulah sebabnya,
mengapa kalangan yang berkuasa di Washington akhir-akhir ini makin menunjukan
sikap permusuhannya kepada Hugo Chavez. Mereka menganggap bahwa Hugo Chavez sekarang lebih berbahaya dari pada
Fidel Castro,dan menjadi tokoh yang paling penting di
Amerika Latin. Karena,Hugo Chavez, dan para pendukungnya,sudah menggunakan kekayaan
minyak negara mereka untuk “mengekspor revolusi Bolivarian” ke berbagai negeri di benua ini.
Di samping itu,di
bidang internasional,Hugo Chavez juga mengadakan kerja sama atau hubungan baik
dengan Negara-negara penting didunia,seperti India,RRT, dan Rusia.tetapi yang paling tidak di
senangi AS adalah bahwa Venezuela menjalin persahabatan dengan fihak-fihak yang
menjadi “musuh” AS,seperti Kuba,Iran,Siria
(dan baru-baru ini juga dengan Hamas di palestina) .Semua ini membikin Hugo Chavez sebagai tokoh kiri yang harus dijatuhkan
atau dihancurkan oleh imperlialisme AS.
Tetapi,situasi
internasional dewasa ini sudah jauh berlainan sekali dengan situasi dalam tahun
1965,ketika Bung Karno di kudeta oleh Suharto dan kawan-kawannya di angkatan
darat. Karena
itu,bagi imperialisme AS tidak mudah untuk membendung pergeseran ke kiri yang
sedang ditempuh oleh berbagai negeri di Amerika Latin.kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
REFERENSI
Perkins,J, 2005, Confessions of economic hit man, Berrett Kohler, New York
Surya Pena, edisi 20/Th I/13-19 Mei 2009
Surya Pena, edisi 21/Th I/20-26 Mei 2009
Surya Pena, edisi 22/Th I/27 Mei 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar