Draft/konsep/pointers
MARHAENISME BAGI GENERASI MILENIAL
Disampaikan dalam PPAB GMNI Kom UMSU, 20 Okt 2018, Sibolangit
PENDAHULUAN
Arti
1.
Wikipedia
: Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia
dan bangsa atas bangsa. Ideologi yang dikembangkan Bung Karno dari pemikiran
Marxisme yang diterapkan sesuai natur dan kultur Indonesia. Soekarno
mencetuskan Marhaenisme yakni untuk megangkat harkat hidup Massa Marhaen
(terminology lain dari rakyat Indonesia), yang memiliki alat produksi namun
(masih tertindas). Meski demikian, pengertian Marhaen juga ditujukan kepada
seluruh golongan rakyat kecil yang dimaksud ialah petani dan buruh yang
hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya dan
penguasa/borjuis/kapitalis (Wikipedia)
2.
Basuki
Tjahaja Purnama/Ahok: Paham yang menentang penindasan terhadap rakyat kecil
3.
Kongres
Partindo 1933: Marhaenisme di
definisikan (a) sosio nasionalisme dan sosio demokrasi, (b) yaitu kaum proletar
Indonesia, kaum tani Indonesia yang melarat dan kaum melarat Indonesia yang
lain, (c) pakai marhaen, bukan proletar, sebab proletar sudah termaktub dalam
marhaen, (d) adalah azas yang menghendaki susunan masyarakat dan susunan negeri
yang di dalam segala halnya menyelamatkan marhaen, (e) adalah cara perjuangan
untuk mencapai sususnan masyarakat dan susunan negeri yang demikian itu, yang
karenanya harus perjuangan revolusioner, (f) oleh karena itu Marhaen adalah
cara perjuangan dan asas yang menghendaki hilangnya tiap tiap kapitalisme dan
imperialism, (g) Marhaenis adalah tiap tiap orang bangsa Indonesia yang
menyelamatkan marhaen
4.
Konferensi
GMNI 1959 Kaliurang, Yogyakarta. Dalam konperensi ini Bung Karno mengatakan (a)
Marhaen adalah azas yang menghendaki susunan masyarakat yang dalam segala
halnya menyelamatkan marhaen, (b) adalah cara perjuangan yang revolusioner
sesuai dengan watak kaum marhaen pada umumnya, (c) adalah asas dan cara
perjuangan menuju hilangnya kapitalisme, imperialism, dan kolonialisme
Sifat Generasi
Millenial
Sarlito Wirawan Sarwono, Kompas 21 Maret 2016:…..Maka watak
generasi X dan Y tak sabaran. Mereka bukan hanya mendambakan perubahan, tetapi
betul betul ditabrak oleh perubahan yang
sangat cepat sehingga kalau tidak ikut berubah mereka akan digilas oleh
perubahan itu sendiri. Generasi X dan Y sangat lentur, cepat menyesuaikan diri,
anti kemapanan, siapa yang mau maju cepat akan berlari kencang, tidak peduli
pada senioritas, kurang peduli pada sistem, prosedur, dan birokrasi,
berganti-ganti pekerjaan tidak masalah selama pendapatannya meningkat terus.
Mereka tak lagi percaya pada satu sumber informasi karena bisa mengakses
informasi dari 1001 sumber hanya dengan memencet tombol tombol telefon seluler
dengan jari jempol. Jaringan mereka terbangun melalui dunia maya, yang lebih
impersonal dan jauh dari primordialisme dan feodalisme
Ketidaksiapan Sistem
dan Elit .
Airlangga Pribadi Kusman (Kompas, 15 Oktober 2018): …. Indonesia
seperti apakah yang telah dan akan diwariskan kepada kaum millennial pemilik
sah masa depan Indonesia dari kalangan elite yang selama ini menguasai panggung
politik?
Sampai saat ini masing-masing kubu belum menjawab sebuah
pertanyaan mendasar yang dapat merebut hati dan pikiran mereka.
Simon Sinek dalam Start with Why How Great Leaders Inspire
Everyone to Take Action (2009) menjelaskan bahwa kunci perubahan sosial ada
pada kemampuan menjawab pertanyaan mendasar, yaitu mengapa sebuah tindakan
harus dilakukan.
Ilustrasinya keberhasilan Marthin Luther King Jr menghimpun
200.000 warga AS di Lincoln Memorial, menyuarakan kesetaraan sosial dan hak-hak
dasar warga…..I have a dream
Ketidak tertarikan generasi millennial dalam politik bukan
pada diri mereka, melainkan pada situasi politik kita yang belum mampu membuat
generasi millennial masuk kedalamnya.
Tantangan Millenial . Pramudito (Kompas, 8 oktober 2018)
Generasi millenial hidup di era pasca ideology. Ideology yang
mereka kenal hanya Pancasila…terlalu umum, belum spesifik
Apa yang jadi keprihatinan kaum milenial? Pada 2017 CSIS melakukan
survey nasional untuk memetakan sejumlah realitas kesulitan yangdihadapi
milenial saat ini. Disebutkan, salah satu hal yang menjadi perhatian kaum
milenial adalah keterbatasan lapangan kerja. Realitas kesulitan lain berupa
tingginya harga kebutuhan pokok. Dan kesulitan lain lagi yang dirasakan adalah
masih tingginya angka kemiskinan yang sebagian juga melanda kelompok millenial
Perlunya keteladanan
Bukan persoalan Usia.
Djoko Santoso (Kompas,
13 Oktober 2018)
·
Bukan
usia kronologis semata (muda-tua), tapi terutama adalah usia fisiologis (atribut/karakter)
·
John
F Kennedy 43 tahun, Theodore
Roosevelt 42 tahun, Barack Obama 47 tahun, Justin Trudeau 4 tahun, Alexis Tripras 41 tahun, Emmanuel Macron 40 tahun
·
Ronald
Reagan 69 tahun, Donald Trump 71 tahun,
Mahathir Mohammad 93 tahun
·
Faktor
penguasaan issu-issu rill, seperti tawaran penyelesaian masalah (problem
solving) di bidang ekonomi, pajak, kesejahteraan, keamanan, hubungan
internasional serta tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs
URAIAN/ANALISIS
Akan diuraikan konsep-konsep di atas
secara lisan, sebab belum sempat ditulis karena keterbatasan waktu. Secara
khusus akan diuraikan apa tantangan yang dihadapi generasi millennial saat ini
(Tulisan Sarlito WS, Airlangga K Pribadi, Djoko Santoso). Tak ketinggaan
tentunya situasi menjelang Pemilu 2019.
KONGKLUSI
·
Marhaenisme
adalah paham yang menentang penindasan terhadap rakyat kecil
·
Jurang
atau perang antar generasi sudah factual/antara millennial dengan yang tua
·
Tantangan
Marhaenisme secara substantive belum berubah
·
Sistim
dan elit yang menakhodai pemerintahan/Negara belum sebagaimana yang diharapkan.
Baik secara Pancasila, UUD 1945, dan khususnya secara Marhaenisme
·
Perlu
perubahan mendasar, keteladanan, dan……disinilah reevansinya Marhaenisme itu.
Merdeka !
Sibolangit,
20 Oktober 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar