Jumat, 19 Oktober 2018

MARHAENISME BAGI GENERASI MILLENIAL



Draft/konsep/pointers
MARHAENISME BAGI GENERASI MILENIAL
Disampaikan dalam PPAB GMNI Kom UMSU, 20 Okt 2018,  Sibolangit
PENDAHULUAN
Arti
1.      Wikipedia : Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Ideologi yang dikembangkan Bung Karno dari pemikiran Marxisme yang diterapkan sesuai natur dan kultur Indonesia. Soekarno mencetuskan Marhaenisme yakni untuk megangkat harkat hidup Massa Marhaen (terminology lain dari rakyat Indonesia), yang memiliki alat produksi namun (masih tertindas). Meski demikian, pengertian Marhaen juga ditujukan kepada seluruh golongan rakyat kecil yang dimaksud ialah petani dan buruh yang hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya dan penguasa/borjuis/kapitalis (Wikipedia)
2.      Basuki Tjahaja Purnama/Ahok: Paham yang menentang penindasan terhadap rakyat kecil
3.      Kongres Partindo 1933:  Marhaenisme di definisikan (a) sosio nasionalisme dan sosio demokrasi, (b) yaitu kaum proletar Indonesia, kaum tani Indonesia yang melarat dan kaum melarat Indonesia yang lain, (c) pakai marhaen, bukan proletar, sebab proletar sudah termaktub dalam marhaen, (d) adalah azas yang menghendaki susunan masyarakat dan susunan negeri yang di dalam segala halnya menyelamatkan marhaen, (e) adalah cara perjuangan untuk mencapai sususnan masyarakat dan susunan negeri yang demikian itu, yang karenanya harus perjuangan revolusioner, (f) oleh karena itu Marhaen adalah cara perjuangan dan asas yang menghendaki hilangnya tiap tiap kapitalisme dan imperialism, (g) Marhaenis adalah tiap tiap orang bangsa Indonesia yang menyelamatkan marhaen
4.      Konferensi GMNI 1959 Kaliurang, Yogyakarta. Dalam konperensi ini Bung Karno mengatakan (a) Marhaen adalah azas yang menghendaki susunan masyarakat yang dalam segala halnya menyelamatkan marhaen, (b) adalah cara perjuangan yang revolusioner sesuai dengan watak kaum marhaen pada umumnya, (c) adalah asas dan cara perjuangan menuju hilangnya kapitalisme, imperialism, dan kolonialisme
Sifat Generasi Millenial
Sarlito Wirawan Sarwono, Kompas 21 Maret 2016:…..Maka watak generasi X dan Y tak sabaran. Mereka bukan hanya mendambakan perubahan, tetapi betul betul ditabrak oleh perubahan  yang sangat cepat sehingga kalau tidak ikut berubah mereka akan digilas oleh perubahan itu sendiri. Generasi X dan Y sangat lentur, cepat menyesuaikan diri, anti kemapanan, siapa yang mau maju cepat akan berlari kencang, tidak peduli pada senioritas, kurang peduli pada sistem, prosedur, dan birokrasi, berganti-ganti pekerjaan tidak masalah selama pendapatannya meningkat terus. Mereka tak lagi percaya pada satu sumber informasi karena bisa mengakses informasi dari 1001 sumber hanya dengan memencet tombol tombol telefon seluler dengan jari jempol. Jaringan mereka terbangun melalui dunia maya, yang lebih impersonal dan jauh dari primordialisme dan feodalisme
Ketidaksiapan Sistem dan Elit .
Airlangga Pribadi Kusman (Kompas, 15 Oktober 2018): …. Indonesia seperti apakah yang telah dan akan diwariskan kepada kaum millennial pemilik sah masa depan Indonesia dari kalangan elite yang selama ini menguasai panggung politik?
Sampai saat ini masing-masing kubu belum menjawab sebuah pertanyaan mendasar yang dapat merebut hati dan pikiran mereka.
Simon Sinek dalam Start with Why How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action (2009) menjelaskan bahwa kunci perubahan sosial ada pada kemampuan menjawab pertanyaan mendasar, yaitu mengapa sebuah tindakan harus dilakukan.
Ilustrasinya keberhasilan Marthin Luther King Jr menghimpun 200.000 warga AS di Lincoln Memorial, menyuarakan kesetaraan sosial dan hak-hak dasar warga…..I have a dream
Ketidak tertarikan generasi millennial dalam politik bukan pada diri mereka, melainkan pada situasi politik kita yang belum mampu membuat generasi millennial masuk kedalamnya.
Tantangan Millenial . Pramudito (Kompas, 8 oktober 2018)
Generasi millenial hidup di era pasca ideology. Ideology yang mereka kenal hanya Pancasila…terlalu umum, belum spesifik
Apa yang jadi keprihatinan kaum milenial? Pada 2017 CSIS melakukan survey nasional untuk memetakan sejumlah realitas kesulitan yangdihadapi milenial saat ini. Disebutkan, salah satu hal yang menjadi perhatian kaum milenial adalah keterbatasan lapangan kerja. Realitas kesulitan lain berupa tingginya harga kebutuhan pokok. Dan kesulitan lain lagi yang dirasakan adalah masih tingginya angka kemiskinan yang sebagian juga melanda kelompok millenial
Perlunya keteladanan
Bukan persoalan Usia.
 Djoko Santoso (Kompas, 13 Oktober 2018)
·         Bukan usia kronologis semata (muda-tua), tapi terutama adalah usia fisiologis (atribut/karakter)
·         John F Kennedy  43 tahun, Theodore Roosevelt  42 tahun, Barack Obama  47 tahun, Justin Trudeau  4 tahun, Alexis Tripras  41 tahun, Emmanuel Macron  40 tahun
·         Ronald Reagan  69 tahun, Donald Trump 71 tahun, Mahathir Mohammad  93 tahun
·         Faktor penguasaan issu-issu rill, seperti tawaran penyelesaian masalah (problem solving) di bidang ekonomi, pajak, kesejahteraan, keamanan, hubungan internasional serta tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs
URAIAN/ANALISIS
Akan diuraikan konsep-konsep di atas secara lisan, sebab belum sempat ditulis karena keterbatasan waktu. Secara khusus akan diuraikan apa tantangan yang dihadapi generasi millennial saat ini (Tulisan Sarlito WS, Airlangga K Pribadi, Djoko Santoso). Tak ketinggaan tentunya situasi menjelang Pemilu 2019.
KONGKLUSI
·         Marhaenisme adalah paham yang menentang penindasan terhadap rakyat kecil
·         Jurang atau perang antar generasi sudah factual/antara millennial dengan yang tua
·         Tantangan Marhaenisme secara substantive belum berubah
·         Sistim dan elit yang menakhodai pemerintahan/Negara belum sebagaimana yang diharapkan. Baik secara Pancasila, UUD 1945, dan khususnya secara Marhaenisme
·         Perlu perubahan mendasar, keteladanan, dan……disinilah reevansinya Marhaenisme itu. Merdeka !

                                                                                                                   Sibolangit, 20 Oktober 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar