Sabtu, 23 Februari 2019

NASIONALISME BAGI GENERASI MILLENIAL



NASIONALISME BAGI GENERASI MILENIAL
Disampaikan dalam PPAB GMNI Kom FAKULTAS PERTANIAN USU, 24 FEB 2019,  Sibolangit
PENDAHULUAN
Dalam pembicaraan kita pagi ini, akan kita mulai dari survey yang dilakukan Kompas pada tanggal 28 Oktober 2016. Survey ini sedikit banyak menggambarkan nasionalisme millennial saat ini.
·         Dari sejumlah perilaku di bawah ini, manakah yang paling menggambarkan perilaku kaum muda di Indonesia sejak mengenal media sosial (a) semakin kreatif, 34,8%, (b) cepat belajar dan adaptif terhadap perubahan, 26,4%, (c) egois, 18%, (d) tidak focus dalam mengerjakan sesuatu, 14,2 %, (e) tidak tahu 0,8%
·         Menurut anda, saat ini kaum muda telah memanfaatkan media sosial lebih banyak untuk memajukan masyarakat atau sebatas memajukan diri sendiri? (a) memajukan diri sendiri, 69,3%, (b) memajukan masyarakat, 29,6%, (c) tidak tahu/tidak jelas, 1,1%
Sebagai perbandingan, mungkin ada baiknya kita hubungkan dengan perkembangan millenial di Amerika Serikat, sebagaimana hasil survey Harvard dibawah ini
Definisi/Arti Nasionalisme
1.      Otto Bauer; Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.
2.      Ernest Renan, adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.
3.      Hans Kohn, adalah formalisasi dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri
4.      Bung Karno[1].
Nasionalisme   Cinta Tanah Air
John F Kennedy…..jangan tanya apa yang bisa diberikan negara padamu, tapi tanyalah apa yang bisa kau berikan pada negara

Tantangan Indonesia saat ini[2]
Menurut Jokowi (Akademi Bela Negara,16 Juli 2018) tantangan Indonesia saat ini adalah;
·         Radikalisme
·         Intoleransi
·         Terorisme
·         Kemiskinan
·         Kesenjangan
·         Korupsi
·         Perang dagang USA-China
·         Revolusi industri 4.0
Menurut Prabowo Subianto (SIB, 23 Feb 2019) ;
·         Pertambahan penduduk
·         Air   (dunia kekurangan air)
·         Perubahan iklim  (air laut naik 5M)
Sifat Generasi Millenial
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan generasi millennial akan saya kutip pendapat Sarlito Wirawan Sarwono, dalam Kompas 21 Maret 2016
:…..Maka watak generasi X dan Y tak sabaran[3]. Mereka bukan hanya mendambakan perubahan, tetapi betul betul ditabrak oleh perubahan  yang sangat cepat sehingga kalau tidak ikut berubah mereka akan digilas oleh perubahan itu sendiri[4]. Generasi X dan Y sangat lentur, cepat menyesuaikan diri, anti kemapanan, siapa yang mau maju cepat akan berlari kencang, tidak peduli pada senioritas, kurang peduli pada sistem, prosedur, dan birokrasi, berganti-ganti pekerjaan tidak masalah selama pendapatannya meningkat terus. Mereka tak lagi percaya pada satu sumber informasi karena bisa mengakses informasi dari 1001 sumber hanya dengan memencet tombol tombol telefon seluler dengan jari jempol. Jaringan mereka terbangun melalui dunia maya, yang lebih impersonal dan jauh dari primordialisme dan feodalisme
Ketidaksiapan Sistem dan Elit .
Airlangga Pribadi Kusman (Kompas, 15 Oktober 2018): …. Indonesia seperti apakah yang telah dan akan diwariskan kepada kaum millennial pemilik sah masa depan Indonesia dari kalangan elite yang selama ini menguasai panggung politik?
Sampai saat ini masing-masing kubu belum menjawab sebuah pertanyaan mendasar yang dapat merebut hati dan pikiran mereka.
Simon Sinek dalam Start with Why How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action (2009) menjelaskan bahwa kunci perubahan sosial ada pada kemampuan menjawab pertanyaan mendasar, yaitu mengapa sebuah tindakan harus dilakukan.
Ilustrasinya keberhasilan Marthin Luther King Jr menghimpun 200.000 warga AS di Lincoln Memorial, menyuarakan kesetaraan sosial dan hak-hak dasar warga…..I have a dream
Ketidak tertarikan generasi millennial dalam politik bukan pada diri mereka, melainkan pada situasi politik kita yang belum mampu membuat generasi millennial masuk kedalamnya.
Tantangan Millenial .
Pramudito (Kompas, 8 oktober 2018)
Generasi millenial hidup di era pasca ideologi[5]. Ideologi yang mereka kenal hanya Pancasila[6]…terlalu umum, belum spesifik
Apa yang jadi keprihatinan kaum milenial ? Pada 2017 CSIS melakukan survey nasional untuk memetakan sejumlah realitas kesulitan yang dihadapi milenial saat ini. Disebutkan, salah satu hal yang menjadi perhatian kaum milenial adalah keterbatasan lapangan kerja. Realitas kesulitan lain berupa tingginya harga kebutuhan pokok. Dan kesulitan lain lagi yang dirasakan adalah masih tingginya angka kemiskinan yang sebagian juga melanda kelompok millenial
Perlunya keteladanan
Bukan persoalan Usia.
 Supaya tidak terjadi dikotomi uraian Djoko Santoso (Kompas, 13 Oktober 2018) ini menarik dipahami. Bukan an sich usia, tapi kemampuan. Biar tua, jika pemikiran dan perilakunya dapat menjawab masalah, tetap dikategorikan sebagai millennial.
·         Bukan usia kronologis semata (muda-tua), tapi terutama adalah usia fisiologis (atribut/karakter)
·         John F Kennedy  43 tahun, Theodore Roosevelt  42 tahun, Barack Obama  47 tahun, Justin Trudeau  4 tahun, Alexis Tsipras  41 tahun, Emmanuel Macron  40 tahun
·         Ronald Reagan  69 tahun, Donald Trump 71 tahun, Mahathir Mohammad  93 tahun
·         Faktor penguasaan issu-issu rill, seperti tawaran penyelesaian masalah (problem solving) di bidang ekonomi, pajak, kesejahteraan, keamanan, hubungan internasional serta tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs
URAIAN/ANALISIS
Akan diuraikan konsep-konsep di atas secara lisan, sebab belum sempat ditulis karena keterbatasan waktu. Akan dielaborasi lebih lanjut apa, mengapa, dan kenapa tampil mazhab nasionalisme, sejarah perkembangannya, pandangan Bung Karno terhadapnya. Secara khusus akan diuraikan apa tantangan yang dihadapi generasi millennial saat ini (Tulisan Sarlito WS, Airlangga K Pribadi, Djoko Santoso, Pramudito). Tak ketinggaan tentunya situasi menjelang Pemilu 2019.
KONGKLUSI
·         Nasionalisme adalah paham cinta tanah air
·         Nasionalisme itu telah diwujudkan dalam Pancasila (ideology) dan UUD 1945 (konstitusi)
·         Dalam setting socio-historis, nasionalisme itu dilahirkan generasi yang sama usianya dengan generasi millennial saat ini
·         Jurang atau perang antar generasi sedang fenomenal saat ini
·         Tantangan Nasionalisme secara substantif belum berubah
·         Sistim dan elit yang menakhodai pemerintahan masih jauh dari harapan
·         Perlu perubahan mendasar, keteladanan, dan……disinilah relevansinya Nasionalisme itu. Merdeka !
REKOMENDASI
Sebagai rekomendasi/penutup diskursus ini mari sama-sama kita camkan bahwa kader-kader GMNI sebagai garda nasionalist, yang bermotto “pejuang pemikir-pemikir pejuang”, dan berideologi Marhaenisme,  supaya memanfaatkan ilmunya untuk kepentingan bangsa dan negara secara aktif sebagaimana pesan Bung Karno:….Jangan bikin kepalamu menjadi perpustakaan. Pergunakan pengetahuanmu untuk diamalkan. Merdeka



[1] Akan diuraikan secara lisan, karena cukup panjang. Bahan Dibawah Bendera Revolusi, khususnya artikel pertama “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme”
[2] Hubungkan dengan tantangan millennial yang ditulis Pramudito dibawah
[3] Serba mau cepat, meski (sering) tidak ada yang dikejar. Ilustrasinya terutama adalah perilaku berkendara/naik motor, selalu ngebut.
[4] Perubahan yang bagaimana? Terutama adalah perubahan dalam teknologi informasi/komunikasi (TIK) perubahan yang melahirkan kemajuan sekaligus dengan ekses-eksesnya. Begitu pula dengan revolusi 4.0 dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Secara sosiologis munculnya ruang public baru/Jurgen Habermas
[5] The end of ideology (Daniel Bell), the end of history (Francis Fukuyama), the end of nation state (Kenichi Ohmae)
[6] UKP PIP/BPIP. Apa yang sudah diperbuat?

1 komentar:

  1. Oiya ngomongin milenial, ternyata ada loh beberapa masalah keuangan yang kerap menghantui generasi tersebut. Apa aja itu? Cek selengkapnya di sini ya: Hati-hati, masalah keuangan ini hantui generasi milenial

    BalasHapus