Rabu, 01 Mei 2019

MATERI PENULISAN ARTIKEL-OPINI



MATERI PENULISAN ARTIKEL-OPINI
Oleh Reinhard Hutapea
Disampaikan pada workshop giat menulis di era digital Fisipol UDA, 2 Mei 2019

Pendahuluan

Pramoedya Ananta Toer
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian……

Francis Bacon → knowledge is power[1]

Prof Derek Bok
Harvard University
Disarikan Budiono (Kompas 27 agust 2012)
Delapan kompetensi S1
A.   Kemampuan berkomunikasi. Semua mahasiswa S1 perlu punya kemampuan ini secara efektif dengan berbagai pihak. Mereka harus mampu “menulis” dengan “presisi” dan “menarik”, juga mengungkap secara lisan idenya dengan “jelas” dan persuasif.
B.   Kemampuan berpikir jernih dan kritis. Kemampuan ini mencakup kemampuan mengajukan pertanyaan yang relevan, mengenali dan mendefinisikan masalah, menyadari, dan mempertimbangkan argumentasi dari berbagai sisi dari suatu permasalahan, serta mencari dan menggunakan secara efektif data dan informasi yang relevan. Akhirnya mengambil sikap dan kesimpulan setelah mempertimbangkan semuanya dengan cermat
C.   Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan. Hampir tiap issu publik punya sisi moral. Mahasiswa perlu dilatih menganalisis dengan jernih dan mengambil sikap mengenai aspek baik buruk, benar salah dari segi moral dalam menghadapi permasalahan
D.   Kemampuan untuk menjadi warga negara yang efektif. Mahasiswa harus disiapkan menjadi peserta aktif dalam proses demokrasi dan mampu mengambil sikap yang rasional mengenai berbagai masalah politik dan isu-isu publik
E.   Kemampuan untuk mencoba mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda
F.    Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal. Mahasiswa diharapkan punya pengetahuan dasar masalah-masalah internasional dan apresiasi mengenai kultur yang berbeda
G.   Memiliki minat luas mengenai hidup. Mahasiswa harus dibangkitkan minat intelektualnya, seperti mengenai sejarah, filsafat, dan minat bidang-bidang lain, seperti musik, seni, dan olahraga
H.   Memiliki kesiapan untuk bekerja.

Tips untuk calon Pemimpin
Omar Said Tjokroaminoto
·         Berbicaralah seperti orator
·         Menulislah seperti Wartawan

Bung Karno[2]
Proklamator/Presiden pertama RI
Dibawah Bendera Revolusi
v  Orator
v  Penulis  

Kasus Persma Suara USU
Medan kota anti intelektual?
Dibreidel gara-gara cerpen yang ditulis Yael Stefany Sinaga, “Ketika Semua Menolak Kehadiranku di Dekatnya”
…dinilai melanggar kebebasan berekspresi. Perguruan tinggi yang semestinya menjadi ruang diskursus gagasan dan ide justru melakukan pembungkaman dan kesewenang-wenangan (Kompas, 28 Maret 2010)

Arti, Metode, dan Seni Menulis
Arti/definisi
artikel atau yang sering  disebut tulisan ilmiah popular adalah opini atau pendapat atau gagasan pribadi  seseorang yang sifatnya ilmiah dan disajikan secara popular di media massa, yang meliputi berbagai aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial-budaya dan hankam. Dalam penyajiannya tulisan ini mengacu pada metode penulisan yang gampang dimengerti, lugas, dan kritis.

Soe Hok Gie
17 des 1942-16 des 1969
Aktifis UI yang mati muda
Aktifis, demonstran, penulis yang berani melawan kediktatoran pemerintah Orde Lama dan Orde Baru
Dikenal di kalangan aktivis karena tulisan-tulisannya yang sangat fenomenal pada waktu itu
Sewaktu mahasiswa sudah menjadi penulis yang handal
Tidak mau masuk organisasi politik, melainkan pencinta alam/Mapala UI. Dalam diarynya ia menulis:…..bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah
Sebelum naik ke Semeru ia berkata: …..kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras…di usap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan-jalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil…..orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur
Catatan Gie yang lain: …seorang filsuf Yunani pernah menulis…nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda…..dan ternyata dialami Gie sendiri
Buku, Pesta, dan Cinta
Budiarto Shambazy 22 nov 2014
Wartawan senior Kompas
Setiap orang bisa menjadi penulis opini
Untuk menjadi penulis yang baik, harus mempunyai kemampuan menulis dan berbahasa secara baik. Waktu menulis ingat “5 W 1 H”[3]. pelajari struktur opini penulis terkenal yang anda sukai. Metode atau caranya adalah menulis ulang struktur opini tersebut, sedapat mungkin dengan tulisan tangan, bukan menggunakan computer….membantu mempercepat pemahaman atas keahlian menulis opini[4]
Harus objektif
Siapkan minimal satu solusi
Menulis langsung ke inti masalah
Cukup 500 kata/terlalu panjang tidak dibaca pembaca
….menulis itu seni, art, bukan ilmu pasti. Menulis tidak butuh gelar. Siapa saja bisa menulis. Memang ada teori yang menyatakan bahwa menulis itu bakat, nomor dua adalah latihan. Tetapi pada praktiknya bakat itu nomor dua. Kita akan menjadi penulis berbakat dengan latihan. Bakat itu nomor dua. Selalu kunci suksesnya adalah latihan…latihan….latihan….tulis….tulis…..tulis…..tulis. gak ada urusan sama bakat (Workshop menulis BPS, 19 November 2017)

Dr Sunarti
Staf pengajar FKM UGM
Membaca untuk menulis
Menulis adalah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bahasa tulis untuk tujuan memberi informasi, meyakinkan, atau menghibur yang menghasilkan karangan atau tulisan.
Tulisan popular adalah rubrik Iptek , yang memuat tulisan-tulisan yang memaparkan aspek khusus iptek dengan menggunakan bahasa umum.
Karakter tulisan popular singkat, sederhana, menarik.
Teknik-Metode; judul menarik….bombastis, kalimat pembuka (pendahuluan) menarik/kreatif, menggunakan kalimat tidak terlalu Panjang (5 baris, 20 kata), menghindari istilah-istilah teknis, menggunakan Bahasa kolokial (unsur cerita, anekdot, dan humor……human interest, menggunakan analogi dan ilustrasi untuk menjelaskan proses yang kompleks

LR Baskoro
Redaktur Utama Tempo
·         Menyebarluaskan gagasan, mentransfer gagasan ke ruang publik, mempengaruhi publik-gagasannya diterima atau diperdebatkan, memberikan wawasan dan pengetahuan untuk orang lain
·         Mengasah otak, menajamkan pikiran, menantang munculnya ide-ide baru, menantang pendapat orang dengan argumentasi yang siap untuk diperdebatkan
Untuk menulis opini dibutuhkan
Ø  Pengetahuan akan bidang/masalah tertentu
Ø  Ide dan gagasan
Ø  Argumentasi gagasan
Ø  Teknik penulisan opini
Ø  Pengetahuan Bahasa
Ø  Pengetahuan tentang media massa
……tidak ada penulis opini yang langsung terkenal. Semua dari bawah. Salah satu cara belajar yang baik: membaca opini-opini dari penulis terkenal. Pelajari kalimat dan bagaimana sang penulis mengungkapkan buah pikirannya. (lihat Budiarto Shambazy di atas dan lampiran dibawah)

Rosihan Anwar
Wartawan senior/kawakan
Bukunya “Bahasa Jurnalistik”
*      Menggunakan kalimat-kalimat pendek
*      Menggunakan Bahasa yang mudah dipahami
*      Menggunakan Bahasa sederhana dan jelas pengutaraannya
*      Menggunakan Bahasa tanpa kalimat majemuk
*      Menggunakan Bahasa dengan kalimat aktif, bukan pasif
*      Menggunakan Bahasa kuat dan padat
*      Menggunakan Bahasa positif, bukan negatif.

Penutup
Demikianlah pembicaraan, pembahasan, atau diskursus konsep, teori, dan seni penulisan ini, yang masih dapat kita uraikan sekian panjang/banyak lagi. Namun karena keterbatasan waktu kita akhiri disini dengan pesan sebagaimana ditulis Praemodya Ananta Toer menulis adalah bekerja untuk keabadian. Oleh karena itu menulislah, sekarang juga.


                                                                                           Medan, 25 April 2019
Lamp:
Beberapa penulis opini di Kompas
1.     Azyumardi Azra
2.     Komaruddin Hidayat
3.     Mahfud MD
4.     Indra J Piliang
5.     Mohtar Pabottinggi
6.     Ikra Nusa Bakti
7.     Sukardi Rinakit
8.     J. Kristiadi
9.     Daniel Dhakidae
10.   Eef Saefulloh Fatah
11.   Saur Hutabarat
12.   Syamsudin Haris
13.   Ramlan Surbakti
14.   Airlangga K Pribadi
15.   Budiman Tanurejo
16.   Cornelis Lay
17.   Riswanda Imawan (Alm)
18.   Djayadi Hanan
19.   Burhanuddin Muhtadi
20.   Yunarto Wijaya
21.   Gun Gun Heryanto
22.   M. Qadari
23.   Alfan Alfian
24.   Sofian Effendi
25.   Agus Dwiyanto (Alm)
26.   Eko Prasojo
27.   R William Liddle
28.   Trias Kuncahyono
29.   Sabam Siagian (Alm)
30.   Makmur Keliat
31.   Julian Aldrin Pasha
32.   Rizal Sukma
33.   Belinda Pakpahan
34.   Maria Sumardjono
35.   Denny Indrayana
36.   Refli Harun
37.   Moh Mahfud MD
38.   Saldi Isra
39.   Muladi
40.   Satjipto Rahardjo (Alm)
41.   Thamrin Amal Tomagola
42.   Ari Sujito
43.   Gumilar Rusliwa Soemantri
44.   Meuthia Gani Rohman
45.   Imam Prasojo
46.   Yenny Zannuba Wahid
47.   Ignas Kleden
48.   Rizal Mallarangeng
49.   Sarlito Wirawan Sarwono (Alm)
50.   Philips J Vermonte
51.   Hikmahanto Yuwana
52.   Darmansjah Jumala
53.   Zuhairi Misrawi
54.   Smith Al Hadar
55.   Ivan A Hadar (Alm)
56.   Lie Tek Tjeng (Alm)
57.   Lucky Djani
58.   Erick Hiarej
59.   Zainal Arifin Mohtar
60.   Daud Yusuf (Alm)
61.   Emil Salim
62.   Otto Soemarwotho (Alm)
63.   Indra Tranggono
64.   YB Mangunwijaya (Alm)
65.   Gunawan Muhammad
66.   Arif Budiman
67.   Jakob Sumardjo
68.   Syafii Maarif
69.   Herlianto
70.   Max Brouwer (Alm)
71.   Abdurahman Wahid (Alm)
72.   Moh Sobary
73.   Emha Ainun Najib
74.   Radhar Panca Dahana
75.   Yasraf Amir Piliang
76.   Kunto Widjojo (Alm)
77.   Asep Iwan Saidi
78.   Sindhunata
79.   Umar Kayam (Alm)
80.   Musa Assy’arii
81.   Teuku Kemal Fasya
82.   Saifur Rohman
83.   A Helmy Faishal Zaini
84.   Abdul Munir Mulkan
85.   Asep Salahudin
86.   Lukito Sinaga
87.   Jansen Sinamo
88.   Mahbub Djunaidi (Alm)
89.   Ashadi Siregar
90.   Agus Sudibyo
91.   Yudi Latif
92.   Terry Mart
93.   MT Zen
94.   Ninok Leksono
95.   Liek Wilardjo
96.   Ninok Leksono
97.   Anita Lie
98.   Saparinah Sadli
99.   Yonky Karman
100. Leila S Chudory
101. Bagong Suyanto
102. Hamdi Muluk
103. Bondan Winarno
104. Sri Edi Swasono
105. Anggito Abimanyu
106. Didik J Rahbini
107. Kwik Kian Gie
108. Mubyarto (Alm)
109. Dradjad H Wibowo
110. Nurimansyah Hasibuan (Alm)
111. Sudradjad Djiwandono
112. Mari Elka Pangestu
113. M. Chatib Basri
114. Enny Sri Hartati
115. Gunawan Sumodiningrat
116. A. Prasetiantono (Alm)
117. Suharsono Sagir (Alm)
118. Rhenald Kasali
119. A. Prasetyantoko
120. Ahmad Erani Yustika
121. Firmanzah
122. Ari Kuncoro
123. Dani Rodrick
124. Thee Kian Wie (Alm)
125. Syamsu Saj’ad
126. Bayu Krisnamurthi
127. Bustanul Arifin
128. Dwi Andreas Santosa
129. Arif Satria
130. khudori
131. Safuan Gofur
132. Ivanovich Agusta
133. Soetoro Eko
134. Budiman Sudjatmiko

Referensi
Anand, Bagus K, 2015, Mengenal Lebih Dekat Soe Hok Gie, Kompasiana, Jakarta
Anwar Rosihan, 1984, Bahasa Jurnalistik, Jakarta
Budiono, 2012, Ilmu Kunci Pembangunan, Kompas, Jakarta
LR Baskoro, 2011, Jurnalisme: Cara Menulis Opini, Unsud, Purwokerto
Shambazy, Budiarto, 2017, Workshop Menulis, BPS, Jakarta
Soekarno, 1965. Di Bawah Bendera revolusi
Kompas, 28 maret 2019, Pemberhentian Pengurus Persma USU dinilai langgar kebebasan berekspresi


[1] Bagi saya titah Bacon ini yang menjadi kekuatan. Bukan politik atau ekonomi sebagaimana yang in saat ini. Saya enjoy dengan ocehannya So Hok Gie…politik taik kucing. Ingat adagium Napoleon Bonaparte….saya lebih takut pada satu pena daripada satu batalion tentara.
[2] Juga sejawat-sejawatnya, seperti M. Hatta, Tan Malaka, Ki Hajar Dewantara, SK Trimurti, Ruslan Abdulgani. Pada umumnya tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan sangat fasih menulis.
[3] Rumus yang diciptakan novelis Rudyard Kipling. What (apa) berkaitan dengan peristiwa yang terjadi, Where (di mana) berkaitan dengan tempat dimana peristiwa terjadi, When (kapan), berkaitan dengan waktu peristiwa terjadi, Who (siapa), berkaitan dengan pelaku peristiwa, Why (mengapa), berkaitan dengan latar belakang terjadinya peristiwa, How (bagaimana), berkaitan dengan proses terjadinya peristiwa
[4] Ini yang saya praktekkan sejak lama. Termasuk hari, saat ini. Bukan suatu yang khusus, Sosiolog Gabriel Tarde telah menulis bahwa salah satu sifat manusia adalah meniru….imitasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar