Minggu, 05 April 2020

BK III, KOMUNIKASI INTERNASIONAL



BK III KOMUNIKASI INTERNASIONAL
KULIAH III
===================================================================
PARADIGMA SISTIM INTERNASIONAL
Pada kuliah II , tema ini telah kita bahas secara umum dan sederhana. Pada kuliah III ini akan kita analisis lebih dalam. Kita akan mendekatinya dari sudut yang lebih teoritik, yakni dari pendapat para pakar yang kredibel untuk itu. Akan dimulai dari arti, definisi, atau konsep sistem. Setelah itu akan dideskripsikan analisisnya KJ Holsti tentang sistem Internasional. Mahasiswa diharapkan dapat memahaminya secara substantif, yakni dapat mengkomunikasikannya secara “lisan dan tertulis”.

TEORI SISTEM
Sistim adalah kata atau istilah yang banyak dipergunakan dalam percakapan sehari-hari (banyak hal, banyak bidang, banyak bagian). Objeknya pun beragam, seperti; (1) fisik, (2) dunia sosial, dan, (3) dunia ide. Konon istilah ini lahir dari ilmu alam, atau ilmu biologi.
Begitu banyak ragamnya sehingga sering membingungkan, apa sesungguhnya yang dimaksud dengan sistim.
Secara umum kalimat-kalimat dibawah ini adalah kata-kata, kalimat-kalimat, atau konsep-konsep yang sering dihubungkan dengan pengertian sistim, seperti;
Ø  Sekumpulan benda yang memiliki hubungan diantara mereka
Ø  Suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi
Ø  Merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak
Ø  Dan lain-lain….masih banyak
Bila dideskripsi/jajarkan pengertian-pengertian seperti itu tak akan habis- habisnya diuraikan. Oleh karena itu, penulis hanya menggunakan yang ditulis oleh Bertalanffy dan Kamus Weber, seperti dibawah ini;
o   Bertalanffy (1940). Sistim adalah suatu elemen-elemen yang berada dalam keadaan yang saling berhubungan.
o   Kamus Weber. Sistim ialah suatu kesatuan yang kompleks yang dibentuk oleh bagian-bagian yang berbeda-beda, yang masing-masing terikat pada rencana yang sama, atau berkontribusi untuk mencapai tujuan yang sama.
Unsur sistem
Setiap sistem pada umumnya terdiri dari 4 unsur, yakni;
§  Objek                        yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variable. Ia bisa berbentuk fisik, abstrak, ataupun keduanya, tergantung sifat sistem tersebut.
§  Atribut                     → yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya
§  Hubungan internal    diantara objek-objek didalamnya
§  Lingkungan               tempat dimana sistem berada.
Jenis Sistem
Jenis sistem ada dua, yakni yang bersifat terbuka dan yang berdasar komponen
ü  Terbuka              → (1) sistim terbuka dan (2) sistim tertutup
ü  Komponen          → (1) sistim fisik dan (2) sistim non fisik 
Sosiologi, Politik, dan Komunikasi Internasional
……konsep demikian berkembang terus. Berkembang menjadi “teori” melalui pendekatan interdisiplin (Bertalanffy via ilmu Biologi). Berkembang lebih dinamis yang melahirkan system dynamics.
Dalam Sosiologi dan Politik tampil Talcott Parsons dan David Easton. Parsons melahirkan teori yang popular dengan nama teori structural-fungsional. Teori yang bersisi sudut pandang yang menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berkaitan. Cirinya adalah gagasan tentang kebutuhan masyarakat. Masyarakat sama dengan organisme biologis, karena mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar masyarakat dapat melangsungkan hidupnya dan berfungsi dengan baik. Ciri kehidupan structural social muncul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan merespon permintaan masyarakat sebagai sistim sosial.
Teori Struktural Fungsional mengutamakan pandangan harmonisasi dan regulasi yang dapat dikembangkan lebih jauh sebagai berikut”
1.    Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem yang kompleks
2.    Setiap bagian dari masyarakat memiliki fungsi penting dalam eksistensinya dan stabilitas masyarakat secara keseluruhan
3.    Semua masyarakat mempunyai mekanisme untuk mengintegrasikan diri
Sementara Easton lebih memusatkan teorinya pada ilmu politik. Konsep beliau (Easton) pada kehidupan politik adalah….suatu sistem perilaku yang terbaur dalam suatu lingkungan pada pengaruh-pengaruh yang diungkap oleh sistim politik itu sendiri dan pada gilirannya akan bereaksi
Sedangkan sistem politik, Easton menyatakan sebagai sistem interaksi dalam tiap masyarakat dimana didalamnya terdapat alokasi yang mengikat atau yang mengandung otoritas untuk diimplementasikan. Dengan kata lain ada kesalinghubungan, relasi, interaksi, atau komunikasi, dimana dalam suasana tersebut (kesalinghubungan atau komunikasi) terjadi alokasi yang harus dituruti/dijalankan/diimplementasikan.
Interaksi yang dimaksud Easton adalah tuntutan dan dukungan yang direspons sistim politik melalui proses politik, yang selanjutnya akan menghasilkan keputusan dan kebijakan. Secara skematis akan dituangkan dalam bagan dibawah ini.
Pola seperti itu juga yang berlangsung dalam politik internasional, yakni ada input (tuntutan dan dukungan), ada proses/konversi/sistim politik, out put (keputusan dan kebijakan), dan lingkungan
Masalah apa yang dimaksud dengan “tuntutan, dukungan, proses, keputusan, dan kebijakan”, dalam teori tersebut, tergantung dari lingkungan/kasus yang akan dianalisis. Tidak mungkin semua fenomena Internasional dapat dianalisis, sebab sangat luas, dan unsur-unsurnya sangat banyak. Harus ada batasan (scope and limitations). Mohtar Mas’oed (1990) mengatakan harus ada tingkat-tingkat Analisa;
harus memilih bidang yang hendak dikaji, menetapkan batas ruang lingkupnya, menentukan pada tingkat analisa mana penelitian hendak dilakukan, dan pendekatan serta metode apa yang hendak dipakai untuk mengkoordinasikan keseluruhan proses analisa itu
Jadi, masalah awal yang harus dihadapi analis, antara lain, adalah persoalan menetapkan apa yang harus ditelaah atau diamati dalam mempelajari hubungan-komunikasi-politik internasional tersebut; yaitu, apa yang harus dipakai sebagai unit eksplanasi, dan pada tingkat mana analisa harus ditekankan (idem Mohtar Mas’oed, 1990).
KJ Holsti mendefinisikan sistem internasional sebagai sekumpulan unit politik yang independent – suku bangsa, negara-kota, bangsa, atau kerajaan, yang berinteraksi dengan frekuensi yang tinggi dan menurut proses yang teratur.
Dalam definisi demikian terdapat beberapa konsep yang harus dipahami dengan jelas. Konsep-konsep tersebut adalah;
·         Unit politik
·         Interaksi
·         Proses
Artinya apa yang dimaksud dengan ketiga konsep tersebut. Dalam definisi itu KJ Holsti mengartikan unit politik adalah;
v  Suku bangsa
v  Negara kota
v  Bangsa
v  Kerajaan
Apakah hanya itu yang menjadi unit-unit politik internasional? Tidakkah ada unit-unit/aktor-aktor lain?  Kecenderungannya tidak.
Individu pun bisa menjadi unit politik. Mereka-mereka yang sangat berpengaruh, yang sering juga disebut sebagai elit adalah unit politik juga.
Bagaimana dengan interaksi atau komunikasinya? Belum diuraikan dalam definisi tersebut. Begitu pula prosesnya, juga belum diuraikan. Interaksi/komunikasi atau prosesnya akan kita pahami setelah membaca uraiannya yang cukup panjang dalam bukunya Politik Internasional (hal 41 sd 130).
Dalam buku tersebut Holsti menerapkan analisa/tingkat analisa secara historis dengan lima kriteria, yakni;
A.   Batas sistem
B.   Karakter utama unit-unit politik
C.   Struktur yang jelas
D.   Bentuk interaksi yang paling umum
E.   Tradisi atau peraturan yang berlaku
Kelima kriteria ini selanjutnya digunakan Holsti dalam menganalisis struktur internasional dan proses politik dari beberapa peradaban yang pernah berlangsung di dunia ini, seperti;
1.    Politik internasional pada dinasti Chou (1122 SM – 221 SM)
2.    Politik eksternal Negara Kota Yunani (88 SM – 322 SM)
3.    Politik Internasional di zaman Pencerahan Akal Budi Italia
4.    Sistem negara Barat
Dari struktur dan proses demikian, Holsti merumuskan lima jenis sistim internasional, yakni ;
Ø  The hierarchical
Ø  The diffuse
Ø  The diffuse-block
Ø  The polar, dan
Ø  The multi polar
Untuk memahami lebih lanjut apa yang dimaksud dengan sistim-sistim demikian akan diuraikan dibawah ini (berdasarkan bukunya Holsti, Politik Internasional, hal 125 sd 129)
The hierarchical
Dalam sistem ini, kekuasaan dan pengaruh dikonsentrasikan dalam satu unit, yang mempunyai kekuasaan untuk membentuk unit-unit yang lebih kecil, dan menghukum unit-unit yang membangkang jika mereka berusaha menentang kepemimpinan dan dominasi pemerintah pusat. Pemerintah pusat mempertahankan ketertiban dan stabilitas dengan memberikan hadiah dan subsidi, seperti hadiah tanah atau gelar kehormatan, membuat ancaman hukuman, dan secara giat menanamkan mitos-mitos dan upacara-upacara resmi yang menekankan kesucian hubungan atasan-bawahan. Interaksi dan komunikasi dalam sistim ini juga mengikuti prinsip yang bersifat hierarkhi, yang diadakan antara pemerintah pusat dan unit-unit dibawahnya; unit-unit yang terbawah biasanya melakukan komunikasi dengan pemerintahan pusat melalui unit-unit penengah. Komunikasi antar unit bawahan jarang terjadi, dan tidak terjadi sama sekali dalam beberapa kasus. Secara teoritis, kerjasama tidak dapat terjadi karena semua kekuasaan mengalir dari atas kebawah. Dalam proses disintegrasi ini unit-unit bawahan yang ambisius mungkin secara diam-diam bersekutu dengan yang lain untuk menentang kedudukan pemerintah pusat.
The diffuse
Kekuasaan dan pengaruh dalam diffuse system disebarkan secara merata di antara unit-unit yang berinteraksi. Terdapat suatu hierarkhi status yang tidak jelas di antara negara-negara, yang dibentuk menurut patokan penggolongan yang bervariasi, tetapi sejumlah besar unit politik dikelompokkan berdasar luas wilayah dan kemampuan militer yang sama. Tak satupun unit yang secara permanen mendominasi yang lain, meskipun mungkin ada beberapa pemimpin aliansi regional. Bentuk kerjasama diplomatik dan militer seringkali tidak terbatas, dan hancur dengan cepat, segera setelah tujuan timbal balik tercapai. Mereka tidak dibentuk dalam blok-blok yang stabil. Kerjasama ini tidak stabil karena kepentingan yang mendasarinya cenderung berubah secara cepat, anggotanya secara ekonomis atau ideologis tidak tergantung satu sama lain, dan tidak terdapat issu ideologi yang memisahkan aliansi-aliansi. Komunikasi dan interaksi antara unit berkembang luas meskipun faktor geografis yang berdekatan dan faktor logistik membuat beberapa unit lebih banyak terlibat dari pada yang lain dalam masalah-masalah yang pening.
The diffuse-block system
Sistem ini terdapat dalam era Yunani ketika kekaisaran Athena dan Liga Pelloponensia merupakan blok-blok yang berkuasa penuh dan secara relative permanen dengan sekutu-sekutu dan satelit-satelit yang ada disekitarnya, tapi banyak negara-negara kota lainnya yang bebas dari keanggotaan blok, mengejar tujuan-tujuannya dengan kebebasan penuh dalam bertindak. Pola umum yang sama diulangi di Eropa dalam dua puluh tahun terakhir abad ke-19, sekali lagi pada 4 sampai 5 tahun sebelum pecahnya Perang Dunia II, dan dimunculkan lagi sejak 1955, ketika peningkatan jumlah negara non-blok dengan berhasil mematahkan supremasi militer dan diplomatic dari pemimpin-pemimpin dua blok. Pola komunikasi dan interaksi dalam diffuse block system ini hampir sama dengan diffuse system, keduanya berlangsung dalam semua arah,  kecuali bahwa anggota blok cenderung menjadi tergantung, dan patuh kepada pemimpin block, dan secara relatif hanya sedikit mengadakan hubungan dengan anggota blok yang menentang atau negara-negara yang tidak terlibat
Polar model
Sistem ini merupakan suatu generalisasi ciri-ciri utama dari kekuasaan, pengaruh, dan pola-pola komunikasi dan interaksi yang ditemukan di Cina pada masa perang (setelah Liga Utara-Selatan dibentuk), di Eropa pada saat revolusi Perancis dan perang Napoleon, menjelang perang dunia I, dan sekali lagi pada Perang Dunia II hingga 1955. Dalam tipe sistem ini kekuatan militer dan kekuasaan diplomatik berpusat di sekitar dua blok pemimpin, yang menguasai atau memimpin unit-unit yang lebih kecil dengan mengkombinasikan ganjaran (reward), seperti memberi bantuan ekonomi dan keamanan, dengan ancaman hukuman yang implisit atau eksplisit terhadap sekutu yang membangkang. Interaksi dan komunikasi nampak menjadi penting antara pemimpin-pemimpin blok yang bertentangan dan antara pemimpin blok dengan anggotanya masing-masing. Dalam periode pasca perang dunia II interaksi dan komunikasi antara negara dari blok Barat secara terus menerus tinggi, sedangkan sebelum 1956 hal yang sama sebagian besar tidak terdapat dalam blok Soviet.
Multipolar System
Contoh atau ilustrasi sistem ini dapat ditemukan dalam periode negara-negara sedang berperang, dan mungkin juga dewasa ini, atau memadukan berbagai karakteristik dari tipe lainnya. Sebagai contoh; dengan munculnya Cina selama dua puluh tahun terakhir ini, dan dengan perkembangan konflik Sino-Soviet, Uni Soviet telah mengambil kebijaksanaan yang dimaksud untuk mengurangi pertentangan Timur-Barat. Kita dapat mengajukan hipotesa, bahwa dalam sistim multi polar aka nada fleksibilitas yang lebih besar antara blok-blok yang ada didalamnya (dalam hal ini tidak semua konflik dipandang sebagai pergulatan hidup-mati antara blok). Kemungkinan persekutuan yang bersifat terbatas, perubahan koalisi, serta kekurang terpaduan blok, akan lebih besar di dalam sistem multi polar dari pada sistim polar. Kepentingan domestiK, karakterIstik kepribadian para pemimpin, pendapat umum, dan kebijaksanaan tradisional barangkali mempengaruhi ebijaksnaan luar negeri sIstem multi polar sebagaimana di dalam struktur sistem. Sebaliknya , di dalam sIstem polar, kebijaksanaan luar negeri sangat ditentukan – kalau tidak semata-mata oleh kepentingan.ideologi, dan aspirasi para pemimpin blok. Setidaknya bagi negara yang lebih kecil

PERTANYAAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dalam WA yang sudah kita sepakati. Sedapat mungkin jawabannya analitis ;
1.      Setelah saudara membaca arti dan definisi “sistim” dalam tulisan di atas, menurut saudara apa sesungguhnya yang dimaksud dengan “sistim”? Adakah pengertian lain, selain yang diuraikan di atas? Jelaskan dengan seksama.
2.      Jelaskan dengan seksama bahwa “komunikasi” adalah hal yang paling penting dalam sistim.
3.      Bila kita pakai atau hubungkan teori sistim politik David Easton menganalisis politik Indonesia, berfungsikah sistim itu? Analog dengan teori “structural-fungsional”nya Talcott Parson.
4.      KJ Holsti membagi sistem internasional kedalam lima jenis. Sebutkan ke lima jenis sistem itu.
Cat: Bila ada hal-hal yang tidak dimengerti, silahakan tanyakan hingga jam 12.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar