BK KP XI, KOMUNIKASI PEMERINTAHAN
Kuliah KE-11, Rabu, 7 Juli 2021
JURUSAN PEMERINTAHAN, Fisipol UDA
PENGASUH: REINHARD HUTAPEA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengantar
Materi kuliah hari ini, yakni “Komunikasi Internasional” adalah kuliah terapan, praksis, atau empirik. Artinya tidak sekedar pembahasan teori, melainkan (harapannya) dapat memberi solusi terhadap apa yang kita hadapi saat ini, yakni pandemic Covid-19, yang terus mengkhawatirkan.
Untuk itu bacalah tulisan dibawah ini secara seksama. Setelah itu jawablah pertanyaan (hanya satu pertanyaan), yakni “bagaimana seharusnya komunikasi pemerintahan agar masalah Covid-19 ini segera tertanggulangi”. Uraikan secara analitis….
KOMUNIKASI INTERNASIONAL
Pada kuliah yang lalu, sesungguhnya kita telah menyinggung komunikasi internasional dalam artian empirik-praktis (bukan teorits-paradigmatis), yakni pada tulisan Dubes RI di Singapura, yakni Suryopratomo dengan tema “Cara Singapura Menghadapi Varian Baru Covid-19”. Dalam tulisan tersebut Suryopratomo meminta Jakarta agar tegas memilih strategi yang tepat untuk meretas perkembangan Covid-19 yang semakin ganas. Ia menawarkan cara yang dipakai Singapura, yakni utamakan masalah kesehatan daripada masalah ekonomi, yakni tidak apa mundur selangkah, demi maju seribu langkah.
Meski tidak dikatakan dengan jelas, anjuran tersebut dikemukakan adalah menanggapi penularan Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan di Jakarta, dan pulau Jawa umumnya. Suropratomo membandingkan penaganan di Singapura dan Indonesia, dimana penanganan di Singapura sangat jelas, kongkrit, dan menjadi modal social ntuk bangkit, sebaliknya di Indonesia yang belum kongkrit….mengutif pernyataan Erros Djarot di Waspada, 6 Juli 2021, dinegeri ini para pejabatnya tidak satu kata/satu jalan menangani masalah covid, sehingga rakyat kebingungan. Lebih jelasnya kita kutif dibawah ini;
….saya awal I tulisan ini dengan seruan kepada para pejabat negara di pusat dan daerah: Jangan berlarut-larut penjarakan rakyat dalam ketidakpastian! Sudah cukup banyak bermunculan suara di gorong-gorong dan Lorong kehidupan rakyat papan bawah yang haus akan hadirnya jawaban atas pertanyaan mereka; kapan yah para pejabat di pusat dan daerah ngurus pandemi hadir satu suara? Karena yang terjadi malah bersuara saling tumpeng tindih, simpang siur dan berkutat di wilayah YES or NO tanpa kepastian.
Akibatnya, rakyat dibuat bingung dan resah menjalankan kehidupan yang tanpa kepastian.
Ilustrasi mutakhir betapa komunikasi pemerintah itu sangat runyam dapat dilihat dari kasus pro kontra seputar obat cacing Invermectin. Di berbagai belahan bumi, Invermectin secara empiric terbukti brhasil menurunkan angka penularan dan penyembuhan pasien Covid-19. Dalam berbagai kajian Kesehatan maupun komentar para ahli dibidangnya, cukup significan yang membenarkan bahwa Invermectin adalah obat cacing anti parasitic yang juga memiliki kemampuan untuk mencegah atau menghentikan pengembangan aktivitas virus Covid-19. Sekalipun sejauh ini invermectim memang tidak pernah dan belum bisa dinyatakan resmi sebagai obat anti virus Covid-19.
Secara empiric, keberhasilan Invermectim sebagai salah satu obat alternatif melawan keganasan virus Covid-19, tercatat di 33 negara pengguna. Diperkuat dengan catatan bahwa obat Invermectim ini telah melalui 60 kali uji klinis dengan melibatkan 549 ilmuwan, serta melibatkan 18, 931 pasien dari berbagai negara. Tingkat kemanan Invermectinpun dinilai sangat bagus oleh Front Line Covid-19 Critical Care Alliance (FLCCC). Dan satu hal yang pelu diketahui, belum pernah tercatat ada satu manusiapun yang meninggal setelah mengkonsumsi Invermectim ini. Yang dicatat dan tercatat justru sebaliknya. Terbukti Invermectim telah brhasil secara significan menyembuhkan sejumlah pasien Covid-19 yang mengkonsumsinya. Tidak mengherankan bila sang penemu obat cacing yang ternya berkemampuan multi fungsi ini, pada tahun 2015 dianugerahi Nobel Prize.
Dr.Pierre Kory, Chif Medical Officer FLCCC, telah secara berani menganjurkan agar sekarang inilah saat yangtepat untuk dunia menggunakan Invermectin secara massal demi segera mengatasi Pandemi Covid-19. Karena menurut hematnya menunggu hasil penelitian dari negara-negara maju yang kaya untuk memastikan Invermectin sebagai obat alternatif melawan Covid-19, masih memerlukan waktu cukup lama. Hal mana akan sangat menambah keterlambatan dalam menyetop perluasan Pandemik Covid-19. Toh sampai hari ini, tak satupun vaksin contohnya, baik vaksin buatan pabrik ABCD, dari Cina, Eropa, maupun Amerika yang bisa dinyatakan sebagai vaksin pembunuh virus Covid-19 yang 100 dijamin..cespleng.
Mungkin saja, mengapa Dr Pierre Korry dengan berani menawarkan Invermectin sebagai solusi alternatif yang bersifat darurat bisa jadi yang ada dalam benak Pak Dokter Pierre Kory ini, walau tak terucap, bahwa para pemilik industry raksasa obat-obatan yang sudah merupakan kartel penguasa pasar obat dunia, dengan sendirinya berkepentingan memblok peredaran Invermectim ini. Semata karena dengan beredarnya Invermectim secara luas, sangat berpotensi menurunkan pendapatan triliunan dolar yang telah diproyeksikan dalam program jualan obat mereka. Asumsinya secara konspiratik-hipotetik, tentulah mereka berkolusi dengan WHO sebagai Lembaga pemberi stemple YES or NO nya sebuah mereka obat untuk dinyatakan layak dan bisa dikonsumsi public dunia.
Pak Jokowi sendiri agaknya cukup merespon positif ajakan Dr Kory dengan memberi lampu hijau kepada Menteri BUMN, Erick Thohir untuk memproduksi obat ini di dalam negeri. Maka dengan sigap Intermectin buatan local pun diproduksi secara massal dan bersifat segera! Tapi yang menjadi keanehan dan membuat rakyat bingung, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), “polisi penegang stemple YES or NO nyao bat mana dan obat apa saja yang boleh beredar di pasar Indonesia dan aman dikonsumsi public, bersikeras sementara untuk memilih kata NO untuk Invermectin. BPOM lebih memilih sikap wait and see terhadap produksi Invermectin sebagai obat resmi melawan Covid-19 menunggu hasil uji para peneliti ahli di bawah pengawasan BPOM.
Cat, selanjutnya untuk memahami dimensi-dimensi internasional dari Covid-19 ini bacalah berita Harian Waspada, 5 Juli 2021, seperti tertulis dibawah ini
Covid-19 Miliki Dimensi Geopolitik
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan masalah Covid-19 saat ini memiliki dimensi geopolitik yang sangat tinggi karena kemungkinan terburuknya digunakan sebagai senjata biologi dalam konflik tersebut.
Kemungkinan yang buruk yaitu Covid-19 ini juga digunakan menjadi senjata dalam konflik geopolitik, kata Anis Matta dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (4/7). Anis Matta mengatakan Covid-19 ini datangnya dari China dan Indonesia juga menggunakan vaksin dari negara tersebut. Menurut dia, makna geopolitiknya adalah Indonesia sebagai korban dan pada waktu yang sama juga menjadi konsumen.
Anis mengajak public untuk mulai menyadari adanya perlombaan luar biasa dari empat kekuatan utama dunia, yaitu Amerika Serikat (AS), Eropa, Rusia, China dalam memproduksi vaksin. Kita juga lihat disini ada racing atau perlombaan dari paling tidak empat kekuatan dunia, yaitu Amerika Serikat, Eropa, Rusia, dan China dalam produksi vaksin, ujarnya.
Namun, dia mengakui belum mengetahui apakah industry vaksin itu akan menjadi salah satu “leading” industry di masa yang akan dating. Karena itu, menurut dia, tidak begitu mengherankan apabila saat ini terjadi disinformasi luar biasa mengenai informasi Covid-19, yaitu informasi saintifik telah bercampur dengan informasi hoaks yang begitu cepat menyebar di masyarakat. Misalnya tentang keburukan dan kelebihan dari tiap vaksin yang digunakan, karena ada instrument pertarungan kepentingan gobal, katanya.
Geopolitik Dunia.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Mahendra Siregar pada sesi kuliah umum virtual, mengatakan pandemic Covid-19 menciptakan perubahan drastic atau disrupsi pada dinamika geopolitik dunia.
Mahendra menjelaskan pengaruh Covid-19 salah satunya terlihat dari makin tajamnya persingan antara dua raksasa dunia, yaitu Amerika Serikat dan China. Beberapa tren yang terjadi saat Covid-19 sebenarnya akselerasi dari tren yang terjadi sebelumnya, antara lain perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Ada juga tren anti globalisasi, terang Mahendra menjelaskan pengaruh Covid-19 pada perkembangan peta politik dunia.
Ia menjelaskan pandemic kerap digunakan sebagai alat politik untuk menjatuhkan satu negara tertentu. Covid-19 ini membuat dua negara (AS dan China) saling menyalahkan dan implikasinya bisa melebar, tambah dia.
Namun, Indonesia tetap mempertahankan arah politik luar negeri bebas aktif, yang artinya tidak berpihak pada satu kubu tertentu, kata Mahendra meegaskan. Kita pada masa lalu bukan bagian dari (Uni Soviet atau Amerika Serikat, sekarang kita tidak punya kepentingan jadi bagian dari AS atau China, karena kita punya prinsip sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Dalam hal ini kepentingan kita, tentunya (memelihara) perdamaian dunia, terang dia.
Mahendra menjelaskan perdamaian dan stabilitas di AsiaTenggara, khususnya di Laut China Selatan, serta wilayah Indo-Pasifik, yaitu perairan yang membentang dari Samudera Hindia sampai Samudera Pasifik, senantias jadi priporitas politik luar negeri Pemerintah Indonesia. Indonesia berperan sangat aktif dengan melahirkan protocol-protokol pnting untuk seluruh negara di Kawasan atau negara yang berkepentingan di Kawasan agar memakainya sebagai cara Bersama, tidak pakai cara sendiri. Ini yang kita lakukan secara konsisten, terang Mahendra.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga menyebut pandemic turut menguatkan Gerakan anti globalisasi yang dulunya banyak ditemukan di negara berkembang, tetapi saat ini justrutumbuh di negara maju. Di waktu lalu, anti globalisasi ini muncul di negara berkembang karena banyak masyarakatnya kurang mampu, sehingga tertinggal. Namun yang menarik belakangan ini, anti globalisasi justru muncul di negara paling maju atau paling tinggi dilihat dari GDP, yaitu Amerika Serikat, secara teoritis, masyarakat AS semestinya paling diuntungkan karena globlisasi, tetapi justru anti, ujar dia.
Menurut Mahendra, tumbuhny sikap anti globalisasi di AS kemungkinan didorong tingkat ketimpangan tinggi. Rasio gini di AS,jauh lebih tinggi daripada Indonesia. Rasio gini atau koefisien gini merupakan indicator yang mengukur tingkat ketimpangan ekonomi suatu negara. Angka rasio gini yang mendekati nol menunjukkan kekayaan suatu negara terdistribusi secara merata. Sebaliknya, perekonomian suatu negara disebut timpang, jika rasio gini mendekati satu.
Sedikit banyak, politik mempengaruhi hal ini, sehingga (ada pihak) menyalahkan globalisasi. Sikap anti globalisasi ini yang menyebabkan beberapa negara cenderung melakukan sikap unilateral (sepihak), terang Mahendra.
Demikianlah masalah-masalah, dimensi-dimensi, atau komunikasi Internasional dari Covid-19 yang hadir di tengah kita. Lalu apa yang dimaksud dengan Komunikasi Internasional? Bacalah uraian dibawah ini.
∏
Umum:
Komunikasi Internasional adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain.
Davison dan George
…..bentuk dari hubungan politik antara negara dalam ranah internasional.
Cat:
Untuk lebih memahaminya baca tulisan Eman Muhais dibawah ini. Setelah dibaca silahkan tanya apa yang tak dipahami…..akan saya jawab melalui blog ini atau via WA kita.
Atau sebaliknya saya akan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab…….
ARTI DAN RUANG LINGKUP
A. Pengertian komunikasi internasional menurut para ahli
1. Menurut Robert O. Angell, meskipun menganggap Komunikasi Internasional itu adalah komunikasi politik yang dilaksanakan oleh setiap bangsa/negara. Ia juga menganggap bahwa kunjungan atau perpindahan penduduk suatu negara ke negara lain misal seperti turis asing, bisnis internasional, sekolah, tugas belajar pada hakikatnya juga termasuk (bentuk) pelaksanaan Komunikasi Internasional.
2. Menurut Wilbur Schramm dalam pengantarnya di buku karangan W. Philips Davison dan Alexander L. George berjudul The Process and Effects of Mass Communication menyebut juga sebagai Komunikasi Internasional, walaupun beberapa kali menyebut dengan Komunikasi Politik Internasional. Hanya saja kedua pengarang tersebut menyebut secara jelas sebagai International Political Communication.
3. Menurut Davison dan George yang melihat Komunikasi Internasional itu sebagai hubungan politik antar bangsa menyebutkan sebagai “By International Political Communication, we refer to the use by national states of Communication to influence the politically relevent behaviour in other national states (hal 433). Dengan ini maka dapat dimasukkan ke dalam pengertian ini segala macam bentuk kegiatan seperti propaganda, informasi, diplomasi dan pertahanan keamanan suatu negara. Tapi dari pengertian ini, tidak termasuk penyebaran agama dan pendidikan.
4. Menurut Phil Astrid Soesanto yang diambil dari pendapat Heinz-Dietrich Fischer menyatakan bahwa komunikasi internasional adalah The communication process different countries or nations across frontiers. Atau menurut Santoso Sastropoetro menyatakan maksud komunikasi internasional adalah mempelajari pernyataan antar negara/ pemerintah/bangsa yang bersifat umum melalui lambang-lambang yang berarti.
5. Sumarno AP menyimpulkan bahwa komunikasi internasional adalah komunikasi antar bangsa-bangsa yang berada dalam lingkup negara nasional dengan menggunakan pesan-pesan komunikasi yang menyangkut kepentingan diantara bangsa-bangsa yang berada dalam proses komunikasi tersebut. Dalam komunikasi internasional terdapat unsur-unsur kepentingan antar negara secara timbal balik, sehingga terdapat kecenderungan untuk saling menumbuhkan pengertian dan saling meyakinkan serta tidak mustahil untuk saling mempengaruhi.
B. Pengertian hubungan internasional menurut para ahli
1. J.C. Johari
Hubungan internasional merupakan sebuah studi tentang interaksi yang berlansung diantara negara-negara berdaulat disamping itu juga studi tentang pelaku-pelaku non negara (non states actors) yang prilakunya memiliki dampak terhadap tugas-tugas Negara.
2. Couloumbis dan Wolfe
Hubungan internasional adalah studi yang sistematis mengenai fenomena-fenomena yang bisa diamati dan mencoba menemukan variabel-variabel dasar untuk menjelaskan perilaku serta mengungkapkan karakteristik-karakteristik atau tipe-tipe hubungan antar unit-unit sosial
3. Mochtar Mas’oed (1990)
Hubungan internasional merupakan hubungan yang sangat kompleksitas karena didalamnya terdapat atau terlibat bangsa-bangsa yang masing-masing berdaulat sehingga memerlukan mekanisme yang lebih rumit dari pada hubungan antar kelompok.
C. Perbedaan keduanya
Komunikasi internasional dapat dibedakan dari hubungan internasional (International Relation). Hubungan internasional yang berlaku menitik beratkan pada etika internasional sebagai dasar yang menentukan moral internasional, yaitu suatu sikap manusia atau bangsa untuk saling mengindahkan hukum internasional.
Letak perbedaan antara hubungan internasional dan komunikasi internasional yaitu pada sifat kecenderungan saling mempengaruhi, dimana ide suatu negara, kepentingan, kehendak dan upaya menguasai pikiran negara lain yang ditransfer dalam bentuk kemasan komunikasi dengan berbagai macam device dan motivasi, maka hubungan internasional telah beralih ke komunikasi internasional. Repotnya kedua istilah ini sering bercampur baur.
D. Hubungan keduanya
Dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, salah satu hal yang menjadi bagian fundamental dan sangat vital adalah komunikasi. Setiap manusia pada hakikatnya merupakan makhluk individu dan sekaligus juga sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau bersifat “zoon politicon”. Oleh karena itu, manusia berkomunikasi satu dengan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol kata-kata, gambar, figur grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi. ( Bernard Berelson dan Bary A,Stener).
Sebagai sebuah proses perpindahan informasi dari sender kepada receiver, komunikasi selalu membawa efek yang berbeda bagi penerimanya. Efek yang ditimbulkan bisa berupa
Cognitive Effects (berupa pengetahuan), Affective Effects (Perasaan), dan Psychomotor Effects (tindakan/tingkah laku).
Dalam kaitannya dengan hubungan internasional, komunikasi menjadi sebuah alat untuk melakukan interaksi antar negara. Hubungan internasional sendiri berarti “International Relations is the relationships between individuals and individuals, between individuals and groups, between groups and groups, between gropus and states, and between states and states” (Bary Buzan).
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa hubungan yang terjadi tidak dapat terlaksana tanpa adanya komunikasi. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa komunikasi berperan dalam menata hubungan internasional.
Dalam kaitannya dengan hubungan internasional, komunikasi yang digunakan adalah komunikasi internasional. Komunikasi internasional (International Communication) adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain.
E. Ruang Lingkup komunikasi internasional
Komunikasi internasional dapat dipelajari dari tiga perspektif: diplomatik, jurnalistik, dan propagandistik.
· Perspektif Diplomatik.
Lazim dilakukan secara interpersonal atau kelompok kecil (small group) lewat jalur diplomatik; komunikasi langsung antara pejabat tinggi negara untuk bekerjasama atau menyelesaikan konflik, memelihara hubungan bilateral atau multilateral, memperkuat posisi ataupun meningkatkan reputasi negara di tengah pergaulan internasional. Dilakukan pada konferensi pers, pertemuan politik, forum internasional di tingkat PBB atau forum regional, atau bahkan pada pertemuan diplomatik seperti jamuan makan malam (kenegaraan).
· Perspektif Jurnalistik.
Dilakukan melalui saluran media massa. Karena arus informasi didominasi negara maju, ada penilaian komunikasi internasional dalam perspektif ini didominasi negara maju, juga dijadikan negara maju sebagai alat kontrol terhadap kekuatan sosial yang dikendalikan kekuatan politik dalam percaturan politik internasional. Penguasa arus informasi menjadi gatekeeper yang mengontrol arus komunikasi. Jalur jurnalistik ini juga sering digunakan untuk tujuan propaganda dengan tujuan mengubah kebijakan dan kepentingan suatu negara atau memperlemah posisi negara lawan.
· Perspektif Propagandistik.
Umumnya dilakukan melalui media massa, ditujukan untuk menanamkan gagasan ke dalam benak masyarakat negara lain dan dipacu sedemikian kuat agar mempengaruhi pemikiran, perasaan, serta tindakan; perolehan atau perluasan dukungan, penajaman atau pengubahan sikap dan cara pandang terhadap suatu gagasan atau peristiwa atau kebijakan luar negeri negara tertentu. Propaganda merupakan instrumen sangat ampuh untuk memberikan pengaruh.
F. Fungsi komunikasi internasional
Fungsi komunikasi internasional antara lain:
1. Mendinamisasikan hubungan internasioanl yang terjalin antara dua negara atau lebih serta hubungan di berbagai bidang antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda negara/kebangsaan.
2. Membantu/menunjang upaya-upaya pencapaian tujuan hubungan internasioanl dengan meningkatkan kerjasama internasional serta menghindari terjadinya konflik atau kesalahpahaman baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antar penduduk .
3. Merupakan teknik untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri bagi masing-masing negara untuk memperjuangkan pencapaian kepentingan di negara lain.
G. Kriteria komunikasi internasional
Ada tiga kriteria yang membedakan komunikasi internasional dengan bentuk komuniksai lainnya:
1. Jenis isu, pesannya bersifat global.
2. Komunikator dan komunikannya berbeda kebangsaan.
3. Saluran media yang digunakan bersifat internasional.
Dengan kriteria demikian, komunikasi internasional dapat didefinisikan pula sebagai “sebuah komunikasi yang interaksi dan ruang lingkupnya bersifat lintas negara serta berlangsung di antara orang-orang yang berbeda kebangsaan dan memiliki jangkauan penyampaian pesan melintasi batas-batas wilayah suatu negara”.
H. Lingkup Kajian Hubungan Internasional
1. Hubungan internasional sangat berkaitan dengan interaksi yang terjadi di antara negara-negara. Kajian dalam studi hubungan internasional yang meliputi segala bentuk hubungan di antara berbagai negara-negara yang ada di dunia dan juga meliputi kajian mengenai lembaga-lembaga internasional seperti misalnya, International Red Cross (IRC), kepariwisataan, transportasi, komunikasi dan sebagainya.
2. Selain itu hubungan internasional juga mencakup masalah-masalah mengenai perang, konferensi-konferensi internasional, diplomasi, perdagangan internasional, pariwisata internasional, bantuan-bantuan luar negeri, dan semua ini merupakan aspek-aspek yang terdapat dalam kajian hubungan internasional.
3. Selain negara yang menjadi subjek hubungan internasional ada juga individu maupun kelompok-kelompok tertentu. Oleh karena itu hubungan internasional tidak hanya mencakup hubungan antar bangsa saja tetapi juga hubungan yang terjadi antar individu maupun kelompok di lingkungan internasional.
4. Hubungan internasional sebagai subjek studi dapat dipecah ke dalam studi-studi khusus seperti, studi politik internasional, hukum internasional, organisasi internasional, ekonomi internasional, pendidikan internasional, psikologi internasional, dan sosiologi hukum internasional
Referensi
- Deddy Djamaluddin Malik, dkk. 1993, Komunikasi Internasional, Bandung
- Ingrid Volkmer, International Communication Theory in Transition: Parameters of the New Global Public Sphere.
- Ali Mohammadi.1997. international communication and globalization.
- Drs. Mohammad Shoelhi, MBA., M.M., 2009, Komunikasi Internasional – Perspektif Jurnalistik.
- Drs. Mohammad Shoelhi, MBA, M.M., 2011, Diplomasi : Praktik Komunikasi Internasional.
- Harian Waspada, Senin 5 Juli 2021
- Harian Waspada, Selasa, 6 Juli 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar